KERAJAAN SINTANG
Oleh : Andhika B
Asal mula Kerajaan Sintang, agaknya tidak bisa dilepaskan dari Patih Logender, patih Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Ratu Kencanawungu, yang merupakan keturunan ke enam dari Raden Wijaya.
Pada suatu zaman, dengan menyamar sebagai lsatria dan tak lupa membawa burung elang kesayangannya, Dara Juanti pun nekat berangkat untuk mencari kakaknya, Demong Nutup, yang ditawan oleh Kerajaan Majapahit. Setibanya di Kerajaan Majapahit, Dara Juanti bisa bertemu dengan Patih Logender, yang kala itu sedang berusaha untuk mendinginkan situasi kerajaan sedang memanas --- perebutan tahta --- akibat, Bhre Wirabumi yang juga dikenal sebagai Minak Jinggo melakukan pemberontakan. Ia tidak setuju dengan pengangkatan Kencanawungu, menurutnya, ia yang paling berhak untuk menduduki tahta.
Dalam pertemuan sekalian ini, untuk menyakinkan bahwa Dara Juanti benar-benar adik dari Denong Nutuo, maka, Patih Logender pun memberikan beberapa ujian, sekali inii, keduanya diminta untuk berbaring diatas selembar pelepah daun pisang, bila, daun tersebut pecah, berarti keduanya bukan saudara kandung. Ujian tersebut disanggupi oleh keduanya. Ternyata, pelepah daun pisang itu tetap utuh, artinya keduanya memang memiliki tali persaudaraan.
Walau begitu, tetapi, Patih Logender masih tetap belum yakin. Betapa tidak, ia ingin menguak sosok ksatria bertubuh dan berpenampilan mirip perempuan yang sekarang ada didepannya. Untuk itu, ia meminta agar ksatria tersebut melompati sebuah sungai, sebab, menurutnya kepercayaan masyarakat Majapahit, jika yang melompati perempuan, maka yang bersangkutan sontak akan haid. Sejenak Dara Juanti terdiam, ia mulai ragu, bukan tak mungkin sekali ini penyamarannya langsung akan terbuak.
Tak berapa lama kemudian, burung elang kesangannya yang selama ini setia menemani perjalanannya, mendekat dan memberikan isyarat agar sang putri segera melaksanakan ujian itu. Dengan tekat yang bulat, Dara Juanti pun melompat. Dan bersamaan dengan itu, burung elang kesayangannya itu langsung menabrakkan diri sambil mencakarkan kukunya ke dadanya sendiri, sehingga, darah segar pun bercucuran. Patih Logender langsung tersenyum sambil bergumam; “Ternyata, ksatria didepannya adalah seorang wanita.”
“Maksud Tuan, “jawab Dara Juanti sambil menunjukkan burung kesayangan yang ada di tangannya, “itu adalah darah burung kesayanganku, “imbuhnya, sambil kembali melompat mendekati Patih Logender.
Sesaat Patih Logender sempat tergugu. Namun, agaknya alam berkehendak lain, ketika kembali melompat, tiba-tiba, angin bertiup dengan keras sehingga penutup kepala Dara Juanti pun terlepas. Akhirnya, dengan berat hati, Dara Juanti melepaskan seluruh tutup kepalanya. Kini, di depan Patih Logender, berdiri seorang wanita berwajah cantik yang memiliki ilmu kanuragan demikian tinggi.
“Ternyata aku benar, ia adalah seorang pendekar wanita yang memiliki ilmu kanuragan tingkat tinggi,” demikian gumam Patih Logender sambil tersenyum puas.
Sekali ini, Dara Juanti sudah tidak bisa mengelak. Ia berharap, Patih Logender dapat memenuhi permintaanya. Tetapi apa daya, “Baiklah Tuan Putri, tetapi ingat, engkau telah kalah. Jadi jangankan membawa pulang Demong Nutup, debu Tanah Majapahit pun tak kuizinkan untuk engkau bawa,” demikian kata Patih Logender tegas.
“Kenapa Tuan Patih sampai hati untuk memisahkan kami?” Tanya Dara Juanti.
“Aku hanya berpegang pada perjanjian yang telah kita sepakati, dan engkau telah kalah Tuan Putri,” jawab Patih Logender yang mulai melunak.
Dara Juanti terus meminta, tetapi, Patih Logender tetap saja bertahan. Cukup lama hal itu berlangsung. Hingga akhirnya Patih Logender pun berkata; Baik ... Aku hargai perjuangan Tuan Putri, aku akan melepaskan Demong Nutup, asalkan Tuan Putri bersedia memenuhi syaratku.”
“Apa it?”Desak Dara Juanti
“Tuan Putri bersedia menikah denganku,” jawab Patih Logender.
Kini ganti Dara Juanti yang tesenyum. Sesaat ia berpikir. Tak lama kemudian terdengar suaranya; Baik Tuan, saya bersedia memenuhi, namun, adat negeri kami mengharuskan Tuan harus datang ke sana untuk meminang.”
Patih Logender pun langsung menyepakatinya. Singkat kata, akhirnya Dara Juanti bisa membawa Demong Nutup kembali ke Sintang. Waktu terus berlalu, dan setelah perang antara Kerajaan Majapahit dan Blambangan usai, maka, Ratu Kencanawungu memerintajkan kepada Tumenggung Arya Kembar untuk memberikan hukuman yang setimpal pada kedua putra Patih Logender, sekaligus, mencopot gelar kebangsawanan keduanya. Keadaan itu sudah barang tentu memukul perasaan sang ayah, Patih Logender.
Sebagai seorang Ayah. Ia merasa gagal dalam emndidik kedua putranya. Akan tetapi, ia mafhum, hukum harus ditegakkan. Karena malu yang teramat sangat, akhirnya Patih Logender pun turut mengundurkan diri. Walau seluruh punggwa kerajaan tidak ada yang menyetujuinya, namun, tak ada seorang pun yang bisa menahan kemauan keras sang patih. Singkat kata, setelah pengunduran dirinya, ia pun berangkat ke Borneo, tepatnya Negeri Sintang, tempat Dara Juanti memerintah.
Bukan karena kecantikan atau kanuragan tingkat tinggi yang dikuasainya yang membuat seorang Logender rela untuk melepaskan segala jabatan dan kebesarannya yang selama ini telah disandangnya --- bahkan rela menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan --- akan tetapi, ia ingin memenuhi janjinya sebagai seorang ksatria. Ludah yang sudah keluar, pantang untuk dijilat lagi. Tanggung jawab itulah yang membuatnya tiba di Negeri Sintang.
Setibanya di Negeri Sintang, akhirnya Logender tahu, ternyata ksatria yang pernah menyamar itu adalah seorang pemimpin yang arif bijaksana dan begitu dicintai dan dihormati oleh seluruh rakyatnya. Perasaan malu dan ragu pun langsung membuncah dihatinya.
“Apakah ia menerima pinanganku, setelah tahu, aku bukan lagi patih di kerajaan Majapahit?” Demikian bisik hatinya. Pertanyaan yang tak mungkin terjawab itu terus saja melingkar-lingkar dalam benaknya.
Akhirnya, pertemuan keduanya pun terjadi. Ternyata diam-diam, Dara Juanti sudah tertarik pada pandangan pertama. Karena sudah saling mencintai, maka, Logender pun mengajukan pinangan kepada Demong Nutup.
“Aku belum bisa menerima pinanganmu Logender, kecuali dilengkapi dengan mengeluarkan empat puluh kepala dan dua puluh orang gadis yang masih suci, keris berluk tujuh berkepala naga serta berbagai kelengkapan yang lainnya,” demikian kata sang kakak, Demang Nutup.
“ Yang paling istimewa dari sekian banyak hasil karyanya adalah ; tiang penyangga gong besar dengan ukiran berbentuk ular naga yang merupakan lambang dari penguasa sungai atau laut, yang pada puncaknya terukur burung garuda mengenakan mahkota yang merupakan lambang dari dunia atas...
“Baik Tuanku, persyaratan tersebut akan hamba penuhi. Untuk itu perkenankan hamba undur diri,” demikian kata Logender dengan mantap.
“Silahkan Logender datanglah jika semua persyaratan sudah Tuan tunaikan. Kami pasti akan menerimamu dengan senang hati,: ujar Demang Nutup.
Logender pun kembali ke kampung halamannya, di Desa Loh, untuk mempersiapkan segala persyaratan yang diminta oleh Demang Nutup --- berbekal pengalamannya sebagai patih kerajaan besar dan juga seniman --- dengan tekun dan sepenuh hati, Logender pun mulai bekerja. Yang paling istimewa dari sekian banyak hasil karyanya adalah; tiang penyangga gong besar dengan ukiran berbentuk ular naga yang merupakan lambang dari penguasa sungai atau laut, yang pada puncaknya terukur burung garuda mengenakan mahkota yang merupakan lambang dari dunia atas.
Tidak hanya itu Logender juga membawakan sebongkah tanah yang akhirnya dikenal sebagai “Tanah Majapahit”, seperangkat alat musik gamelan, sebilah keris berluk tujuh, salah satu pusaka Majapahit yang bernama Naga Serinti --- empat puluh kepala, dua puluh orang gadis yang masih suci, serta kain cinde yang disebut Gerising Wayang --- yang merupakan kelengkapan pakaian mulai dari mahkota seperti yang terdapat di puncak gantungan gong yang disebut juga dengan Jamang Mustika. Setelah dirasa cukup, barulah Logender berangkat ke Negeri Sintang untuk menyerahkan persyaratan tersebut kepada Demong Nutup, sebagai mas kawin darinya untuk Putri Dara Juanti.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>