Disantet Satu Hari Sebelum Perkawinan

Di santet Satu Hari Sebelum Perkawinan

Bandung, sabtu 24 Oktober 1998.

  Setelah melansungkan pertunangan pada bulan agustus, dan ditetapkan hari pernikahan adalah hari Minggu 25 Oktober 1998. sepertinya layaknya keluarga sunda sehari sebelum pernikahaan diadakan pengajiaan dan siraman.

  pengajian dilaksanakan mulai jam 10 pagi. dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-qur'an oleh seorang qoriah terbaik di bandung. setelah selesai pengajian dilanjutkan dengan upacara adat sunda, yaitu ngecagkeun aisan, siraman.

  setelah selesai siraman, badanku terasa demam, aku berpikir karena kecapekaan untuk mempersiapkan pesta pernikahaan karena selalu sibuk dengan keponakanku ike sebagai ketua panitia, mulai dari memilih gedung resepsi, menu katering, kartu undangan, rias pengantin dan musik, semakin siang suhu badanku semakin tinggi panas tetapi tidak berpengaruh.

  sekitar jam 1 siang, kang Agus duduk didepanku dan memperhatikanku, dia seorang paranornal yang mempunyai indra keenam.

  ''Tiana, cepat ke mushola, kamu ada yang ganggu. Bi icah ambil botol mineral yang 1,5 liter dan piring kosong enam buah bawa ke moshola dan handuk!''

  Aku cepat-cepat naik kelantai dua, tempat mushola berada. sanpai di mushola kang agus langsung berdoa, selesai berdoa dia semburkan tenaga dalamnya ke air yang didalam botol. enam piring dijejerkan dan diisi air mineral yang telah diberi doa. aku duduk di karpet, dadaku ditutupi handuk, lalu aku menundukan mukakku ke depan piring, mukaku dicuci dengan air doa. setelah air doa habis dipiring keempat. dadaku terasa sesak, tiba-tiba aku mengaum seperti harimau.

  Hauuuuuunhg...haunng...auuung.. aku merangkak, mendekati kang agus dan berusaha mencakarnya. kang agus berbelit, air doa disemburkan kebadanku.

  ''Haaaa!'' byuuur...byuurrr...

  ''aduh , panas-panass!'' Gubraag. aku berteriak -teriak kemudiaan terkapar, tetapi tidak lama aku bangun lagi.

  ''He...he...he...''suaraku berubah menjadi nenek-nenek yang menertawakan kang agus. aku berdiri pasang kuda-kuda menantang kang agus, dia duduk tenang.

  ''Naon siah wani ka aing?! Aing paling sakti ti laut kidul!''

  ''sia budak ngora, aing geus umur 100 tahun, sia pasti eleh ku aing, ''aku tendang kang agus tapi dia cepat berkelit.

  Aku berdiri lagi, ada energi negatif lain yang muncul, nyee...nyeet...nyet... tingkahku seperti monyet, menggaruk-garuk dada dan rambutku. aku lari ke pojok mushola dan menantang kang agus. kang agus mendekati dan terus menyipratkan air doanya ke seluru badanku, aku menjerit-jerit.

  ''Ampun, nyeri, panas, '' Gubraak, gedebeg-gedebeg, terjatuh lagi, badanku menggelepar lunglai.

  tidak lama aku bangu lagi, lalu telungkup kemudian merangkap seperti ular, sheees..shees...sheees...suaraku mendesis-desis. ''Haaaaah!'' byuuur,byuurrr.byuuur. kang agus dengan tenaga dalam nya dan air doa menghantam belis yang ada ditubuhku.

  Adegan itu berulang-ulang selama hampir tiga jam. aku bertingkah berbagai binatang, setelah tenaga dalam dan air doa menghantam tubuhku aku menjerit-jerit kemudian terjatuh jumpalitan tetapi bangun lagi karena tubuhku menjadi sarang belis, siluman. demit dan jin.

  Tingkahku adalah manivestasi dari demit yang dikirim kebadanku. jika yang muncul adalah siluman nyemot, maka aku akan menggaruk-garuk kepala dan dada, tetapi kemudian terjungkal dan kejet-kejet karena si belis nyemot keluar dari tubuhku. kemudian aku bangun lagi, merayap-rayap karena sekarang yang muncul adalah siluman ular. jika siluman burung, suaraku melengking dan tanganku direntangkan seperti akan terbang. aku merasa seperti seekor elang yang gagah perkasa siap menyambar mangsanya yaitu kang agus. terdengar suara isak tangis saudara-saudaraku yang sedih melihat tingkah laku aku.

  jam 4 sore semua gerakanku berhenti, aku lunglai, letih yang tak terhingga. semua tenagaku terkuras habis tetapi badanku terasa ringan. selama 3 jam aku menjerit-jerit, mencakar,menendang dan jatuh bangun. kang agus telah melakukan pengusiran siluman anjing, siluman monyet, siluman harimau, siluman burung dan ular yang besarang ditubuhku.

  ''kang agus, saya kenapa? siapa yang telah melakukan ini? sura kau sedih dan lirih.

  ''kamu disantet biar kamu tidak jadi nikah, tapi sudahlah yang penting kamu sembuh dan pernikahan lancar tidak ada gangguan,'' kang agus berdiri kemudian keluar mushola.

  ''Asep, kamu ambil harupat sebanyak 9 lembar, ikat dengan karet pasang disetiap pojok gedung, semua pintu masuk dan keluar gedung basahi dengan air doa,''kang agus menyuruh supirnya.

  ''saya mau ke hotel, saya rasa alan pun kenak gangguan juga. jangan khawatir nanti malam saya berjaga-jaga di gedung agar besok acara lancar tidak ada y ang ganggu,''

  kang agus bergegas pergi ke hotel tempat bang alan dan keluarganya meginap.


Eps.2
PERNIKAHAN

Bandung, minggu 25 oktober 1998.

  Perkawinanku pada hari minggu, 25 oktober 1998 dihotel cahaya garuda bandung dengan adat sunda. pagi di hari minggu yang cerah. ketka rombongan sampai jalan dago, jalan masih lengang, sehingga police rider yang menuntun dan mengawal kami ke gedung resepsi tidak ada hambatan yang berarti. sampai digedung resepsi cahaya garuda yang terletak dijalan pasteur, keluarga bang alan belum datang.

  aku masuk keruangan didalam gedung yang disediakan khusus untuk merias pengantin dan keluarganya, menuggu kedatangan bang alan.

  kemudain dilangsungkan akad nikah, kedua mempelai dikerudungi dengan kerudung panjang yang berarti penyatuaan dua insan yang masih murni.

  bapakku sebagai wali nikah mulai dan ijab qabul.

  ''Bismillahir Rahmaanir Irahim. saya nikah dan saya kawinkan anak saya yang bernama tiana binti duloh dengan alan tanjung pinang suryanah bin burhan dengan emas kawin murni 24 karat seberat 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.''

  bang alan menjabat tangan bapakku serta berkata dengan lantang.

  ''Bismillahir Rahmanir Rahim, saya terima nikah dan kawinnya dengan tiana binti duloh dengan mas kawin emas murni 24 karat seberat 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai,''

  ''apakah sudah sah, para saksi ?'' petugas KUA bertanya ke para saksi dari pihak keluargaku dan pihak keluarga bang alan.

  ''saah...'' serempak jawaban para saksi.

  kerudungpun dibuka kemudian aku dan bang alan menandatangani surat nikah.

  Alhamdulillah. sudah sah aku menjadi istri bang alan, dalam hatiku berkaca-kaca,  ada rasa haru merasuk dalam hati, aku hanya berjanji menjadi istri yang baik yang berbakti kepada suami seperi ibuku kepada bapakku. walau disetiap doa aku selalu mengharapakan laki-laki tipe ayahku yang menjadi jodohku, laki-laki yang suka kerja keras, seorang yang beriman dan sangat cinta terhadap keluarga, tetapi bukankah allah berfirman:

  ''Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran allah).''(Q.S.Az Zariyat 51:49).

  selesai akad nikah, petugas  KUA membacakan taklim nikah yaitu hak dan kewajiban suami istri  serta hal-hal yang mengakibatkan perceraiian dan mendoakan perkawinan kami merupakan perkawinan yang sakinah, mawaddah, warrahmah, sesuai dengan firman allah:

  ''dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah dia yang menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri. agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang, sungguh. pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran allah) bagi kaum yang berpikir : (Q.S.Ar-Rum 30:21).

  penafsiranku tentang arti perkawinan sakianah, mawaddah,warrahmah adalah perkawinan untuk mencari ridoh allah dimana manusia menjadi suami istri, saling melengkapi untuk mencapai ketenangan (sakianah) jiwa dan raga, dengan rasa cinta(mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) yang akan saling melindungi dari semua godaan dan gangguan dunia sehingga kebahagian hanya akan ditemukan dalam rumah tangga mereka, amin.

  selanjutnya adalah acara sungkeman kepada orang tua kedua belah pihak. perlahan aku bangkit menuju kursi ibuku untuk meminta restu, aku cium tangan ibuku membalas mencium pipi kanan kiriku. dadaku terguncang sesak menahan tangis, air mataku berjatuhan, aku pegang erat tangan ibuku.

  ''Ibu, maafin semua dosa tiana, yang membuat ibu susah.''

  ''Ibu maafin geulis, tiana tidak punya dosa apa-apa, ibu doakan semoga pernikahan kamu bahgia dan disayang suami. ibu doain semoga pernikahan kamu semoga diridohi allah. perkawinan yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.''lalu ibu mencium keningku.

  itulah hebatnya orang tua. tidak pernah melihat dosa anaknya sebesar apapun karena dia selalu memafkan. padahal aku punya dosa besar yang tidak diketahui ibuku yang aku bawa mati.

  ibuku sangat mendambakan anaknya jadi insinyur lulusan ITB. waktu aku diterima disekolah favorit SMA 3. di jalan belitung, dia senang sekali, karena sekolah tersebut sangat berat kurikulumnya, diciptakan untuk lulus ITB.

  setelah lulus SMA, aku ikut bimbingan tes ' Vila Merah' tetapi aku sering bolos bimbingan tes. ketika testing masuk ITB, aku jadi bingung mau ikut jurusan apa? Arsitek, Planologi, atau teknik industri pasti saingan banyak.

  aku meminta uang biaya testing masuk ITB, ibuku memberinya dengan suka cita. aku daftar jurusan planologi. hebat! tapi ketika masuk testing ITB tiba. aku jadi bingung karena pasti tidak akan bisa aku jawab, dari pada nongkrong dikelas melototin soal ujian, aku gas honda bebeku ke asia afrika, alun-alun bandung.

  selama tiga hari aku pamit ibuku untuk ikut testing ikut ujian ITB, padahal aku keluyuran di alun-alun bandung keluar masuk toko dezon, alkateri makan dan nonton di bioskop palaguna, ketika pengumuman tentu saja namaku tidak ada, dengan muka sedih aku peluk ibuku.

  ''maafin tiana yah bu, karena tidak diterima di ITB, padahal tiana sudah berusaha tetapi sainganya banyak,''

  ''enggak apa-apa tiana,'' ibuku berusaha menuutupi kekecewaannya tidak jadi punya anak tukang insinyur.

  tentu saja namaku tidak akan pernah ada, karena aku tidak pernah ikut ujian.

  pelan-pelan aku beranjak mendekati kursi bapakku, aku bersimpuh, tanganya kucium dan ku pegang erat.

  ''apa, maafin tiana ya suka membuat apa susah'' mataku berkaca-kaca.

  ''apa maafin, kamu anak yang baik, semoga perkawinanmu bahagia.'' bapakku mencium pipi kiri dan kanan dan meniup ubun-ubun di kepalaku, dia sedang berdoa untuk kebahagianku.

  aku menangis dadaku berguncang lebih hebat dari sebelumnya, aku teringat dosa besar  kepada bapakku, semoga allah memafkan aku.

  bapakku seorang muslim yang sangat sholeh, sederhana dan disiplin diri sangat tinggi, dia menjalankan hidupnya sesuai dengan hadist:

  ''beribadahlah seakan-akan kau akan mati besok. tetapi bekerjalah seakan-akan kau hidup selama-lamanya''
  

 

Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor -

>