KEKERAMATAN MAKAM TUA
Oleh : Laila Juhmukeng
Walau siang, susana di makan tua yang berasa ditengah-tengah lebatnya kebun karet dan hutan bambu itu terasa disungkupi oleh aura magis yang teramat kuat...
Jaraknya lumayan jauh dari perkampungan penduduk. Untuk mencapainya, maka, kita harus melewati hamparan pepohonan karet milik penduduk kampung yang terawat dengan apik, hingga sampai ke hutan bambu tersebut yang terletak Taraed, Memaelan, Patani, Thailand.
Dalam kerimbunan rumpun bambu tersebut, terdapat beberapa buah makam tua. Entah sejak kapan makam itu ada, bahkan, tetua kempung juga tak mampu menjelaskan berapa banyak dan jasad siapa yang terbaring dengan tenang disana.
Walau siang itu mentari tepat berada dititik kulminasi langit, namun, sejak kaki menapaki hamparan pepohonan karet hingga sampai ke hutan bambu, udara seolah berubah menjadi sejuk. Hati Misteri bertanya- tanya, apakah ini pertanda bahwa kunjungan sekali ini mendapat restu dari para penunggu gaib, atau hanya merupakan suatu kebetulan balaka.
Sebagaimana petani dinegara lain, para petani di Thai juga merupakan sosok yang ramah dan siap membantu siapa pun yang membutuhkan. Buktinya, ketika melihat Misteri berjalan, dengan ramah petani perempuan yang mengaku bernama Saodah, 43 tahun, bertanya kemana tujuan Misteri, dan mengingatkan agar berhati-hati dengan hutan bambu yang berada di depan sana.
Misteri menjawab dalam bahasa Thai; “Ingin sekadar meliput, kekeramatan makam tua.”
Sambil tersenyum dan mengusap keringatnya yang mulai mengalir di dahinya, petani perempuan itu pun menceritakan pengalamannya; “Kira-kira sebulan yang lalu, seperti biasa, pukul 03.00 saya sudah berangkat ke kebun untuk menyadap.”
“Setelah menorehkan mata pisau dan meletakkan wadah dibagian bawahnya, entah pada pohon yang keberapa, ketika saya berpaling ke arah kanan, dari kejauhan tampak cahaya kekuningan mirip dengan lampu atau batere yang terpasang di kepala. Saya pun merasa tenang, karena disebelah sana ada juga yang sedang menyadap, ” lanjutnya panjang lebar.
“Saya pun kembali meneruskana pekerjaan. Karena asyik, saya tak lagi memperhatikannya. Dan ketika terang tanah, saya pun pulang dan kebetulan melewati rumahnya dan bertanya kepada Bapak Sulaiman, 41 tahun; kenapa ia pulang lebih dahulu, Mendengar pertanyaan saya, orang itu tampak kebingungan. Maklum, malam itu ia memang tidak menyadap di kebunnya karena anaknya sedang sakit,” imbuhnya lagi.
“Lalu siapa?” Karena penasaran, saya lalu kembali ke kebun. Ketika sampai disana, perasaan makin tidak menentu. Sebab, tak ada sebuah wadah penampung lateks pun di batang pohon milik tetangganya itu. Melihat kenyataan itu, tanpa pikir panjang, saya pun bergegas pulang ke rumah,” pungkasnya.
Setibanya dirumah, ketika ia menceritakan pengalamannya, salah seorang tetangganya, Ibu Aisah, 35 tahun, langsung turut berkomentar,” Engkau bukanlah orang pertama yang mengalaminya. Hampir semua, khususnya pemilik perkebunan karet bahkan penduduk desa, tahu dan bisa merasakan kekeramatan mekam tua itu.”
“Bahkan terkadang, tanpa sadar, ketika sedang bekerja mereka juga ditemani oleh penunggu gaib tempat itu,” tambahnya dengan meyakinkan.
Petani lain, yang akrab disapa dengan Bapak Harun, 39 tahun, juga menambahkan; ‘Yang paling menakutkan kalau mereka sedang iseng. Saya pernah melihat, ada pohon yang bergoyang-goyang dengan kuat seolah sedang diguncang oleh kekuatan raksana, atau melihat seolah cahaya pendar lampu yang biasa dipakai di kepala.”
Tak cukup sampai disitu, seorang gadis bernama Jamilah, 19 tahun, putri dari ibu Saodah yang biasa menemani ibunya menyadap karet pada dini hari juga turut menambahkan; “Pada suatu hari, tiba-tiba, cuping telinga saya lamat-lamat menagkap suara orang yang sedang mengaji. Amat merdu. Sehingga saya pun langsung mencari - cari arah sumber suara. Tak ada yang terlihat, mata mengarah ke makam tua, di bawah cungkupnya, tampak putih sedang duduk dengan khusyuk.”
“Saya amat ketakutan, sehingga langsung menggandeng tangan ibu dan menyeretnya pulang. Ternyata, ibu juga tahu dan melihat kejadian yang sama. Hanya daja, beliau enggan menceritakan karena tidak mau saya jadi ketakutan,” tambahnya lagi.
“Ah ternyata, waktu itu kami tak hanya berdua. Namun bertiga,” kata petani perempuan yang menceritakan itu kepada Misteri, sambil menirukan apa yang didengar dari para tetangganya.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>