Kerajaan cirebon terancam dibumihanguskan. pasalnya, negeri caruban itu telah dikepung oleh bala tentara kerajaan mataram dari berbagai penjuru. mereka dipimpin adipati tan kondhur yang sakti mandraguna dan pilih tanding. namun disaat kritis seperti itu muncul seorang '' dewa penyelamat '' yang menyelamatkan negeri caruban dari kehancuran, siapakah gerangan dewa penyelamat yang ternyata dengan mudah mampu mengalahkan kesaktian adipati tan kodhur?
Oleh : rachyanto
Syahdan, percaturan politik di kerajaan cirebon sedang tidak bagus. negeri yang berdiri di pesisir utara pulau jawa itu tengah terancam keselamatannya. sudah berminggu-minggu rakyat negri itu di cekam rasa takut yang sangat. musababnya adalah kerajaan mataram menuntut agar kerajaan cirebon takluk dan tunduk kepada mereka. jika tuntutan itu tidak diindahkan, maka kerajaan cirebon sudah pasti di bumihanguskan. ancaman itu bukan sekedar gertak sambal, karena seribu pasukan kerajaan mataram telah mengepung kerajaan cirebon dari berbagai penjuru. mereka tinggal menunggu komando dari adipati tan kondhur, maka hancurlah kerajaan cirebon dalam sekejap !
''ini bukan berita bagus!'' kata penembahan cirebon didepan sejumlah pejabat kerajaan. ketegangan menyemburat di wajah-wajah peserta rapat.
''aku sudah bulat dengan keputusanku,'' lanjut penembahan cirebon dengan suara bergetar,'' sampai kapan pun aku tidak menyerahkan kedaulatan pakungwati ini kepada kerajaan mataram. umumkan sikapku ini kepada rakyat cirebon dan beritahu pula adipati tan kondhur yang memimpin bala pasukan mataram...!
kentara sekali penembahan cirebon marah besar dengan langkah politik yang diambil oleh para gegeden kerajaan mataram. sebagai ''sedulur tua'' seharusnya mereka tidak menempuh upaya politik seperti itu, karena selain membuat masyarakat resah juga akan berimbas nama baik kerajaan mataram maupun kerajaan cirebon dimata kerajaan-kerajaan lain yang ada di bumi nusantara. mereka akan tertawakan karena berperang dengan sesama ''saudara''.
penembahan cirebon paham benar ketika sunan mataram memanggil pulang ibu suri ke mataram. sunan mataram berharap dengan dipanggilnya pulang ibu suri ke mataram, penembahan cirebon akan menyusulnya. namun ternyata harapan sunan mataram tersebut tidak dipenuhi oleh cirebon yang ternyata lbih menyintai rakyatnya dari pada memilih ikut ibu suri pulang ke kerajaan mataram.
dalam konteks ini rupanya secara halus penembahan cirebon''menolak'' untuk tunduk dan patuh kepada sunan mataram ! hal itu lah yang membuat sunan mataram naik pitam lalu menugaskan adipati tan kondhur untuk membumihanguskan kerajaan cirebon.
sementara jauh diperbatasan sana adipati gebang dan ki demang kejawaan sudah siap siaga dengan pasukannya. mereka menuggu perintah dari penembahan cirebon untuk mengusir bala bala tentara kerajaan mataram.
''adipati gebang dan ki demang kejawaan sudah menuggu perintahku di perbatasan. tetapi sesungguhnya kau tidak ingin menyelesaikan masalah ini dengan pertumpahan darah. bagaimana pendapat kalian wahai para adipati?'' lanjut penembahan cirebon sambil mengamati satu per satu kerajaan adipati, tumunggung, demang, dan ki gedheng yang mengikuti seba paripurna.
suasana paseban hening. tidak ada satu orang pun yang berani angkat bicara, sementara penembahan cirebon kelihatan raut mukannya tegang memikirkan jalan keluar yang harus ditempuh. pasukan kerajaan mataram harus diusir dari bumi caruban, tetapi bukan dengan jalan pertumpahan darah!
''maafkan hamba gusti penembahan,'' tiba-tiba pangeran windhuhaji maju kedepan menghaturkan sembah, ''kalau memang kerajaan mataram menantang cirebon, apalagi yang kita bisa perbuat selain meladeni mereka. bukankah kita juga memiliki pasukan perang yang dapat diandalkan untuk menyerang mereka?''
''terima kasih atas saranmu pangeran winduhaji. tetapi sudah aku katakan berulang-ulang, aku ingin masalah ini diselesaikan tidak dengan pertumpahan darah,''jawab penembahan cirebon. penembahan cirebon tidak mau kemungkinan buruk seperti itu menimpa rakyatnya.
hingga menjelang tengah hari seba paripurna belum juga membuah hasil. adipati, demang, tumenggung, ki gendheng yang hadir disana belum bisa menentukan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. sementara itu ditengah pasukan kerajaan mataram tan kondhur sudah tak sabar ingin menghancurkan kerajaan cirebon. ia yakin dengan sekali perintah seribu lebih anak buahnya akan mampu membuat kerajaan itu tidak berkutik.
''kalau sampai esok hari tidak ada utusan dari kerajaan cirebon yang datang kemari, maka kita hancurkan mereka !'' teriak adipati tan kodhur di hadapan bala tentara yang dipimpinnya.
ultimatum adipati tan kondhur itu pun sampai ketelinga penembahan cirebon. seorang telik sandi berhasil menyadap informasi tersebut kemudian menyampaikannya kepada beliau. alhasil, penembahan cirebon pun mengambil sebuah keputusan.
''baiklah, para adipati, tumenggung, dan ki gedheng, sekalian! untuk menghadapi adipati tan kondhur yang rupanya sudah haus darah, kita harus mengangkat seseorang tandha,'' kata penembahan cirebon.
''kami setuju gusti panembahan. tetapi kira-kira siapa orang yang layak untuk kita angkat sebagai adipati tandha?'' sahut para ki gedheng dan peserta rapat lainnya.
beberapa saat suasana seba paripurna kembali hening. mereka bingung menentukan siapa siapa yang dianggap patut diangkat adipati tandha yang akan menghadapi kesaktian adipati tan kondhur.
namun siapa sangka ditengah keheningan tiba-tiba muncul seorang pemuda tampan dengan dandanan yang sangat bersahaja. dari kulitnya yang putih bersih dan tutur katanya yang sopan santun sama sekali tidak menunjukan dirinya memiliki kemampuan mengalahkan adipati tan kondhur. jangankan kan mengalahkan kesaktian kondhur, untuk mengangkat gondewa saja sepertinya pemuda itu tidak punya tenaga.
''ampun gusti panembahan yang mulia,'' ujar pemuda itu dengan sangat takjim di hadapan penembahan cirebon, ''jika gusti panembahan berkenan, biarlah hamba yang menjadi tandha untuk menghadapi ke angkuhan adipati tan kondhur.''
semua mata menatap ke arah pemuda itu. mereka tidak yakin dan tidak percaya seorang pemuda lugu akan mampu menghadapi seorang adipati tan kondhur.
''baiklah, kisanak..jika memang dirimu merasa mampu mengemban tugas dan amanatku, maka aku akan mengangkatmu sebagai adipati tandha. tetapi aku inngin tahu terlebih dahulu siapakah dirimu sebenarnya?''
dengan rasa takjim si pemuda maju kedepan. dihadapan panembahan cirebon ia melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya.
''maafkan hamba gusti panembahan,'' ujar si pemuda seraya menyerahkan cincin kepada panembahan cirebon, ''hamba adalah rakyat biasa. gusti panembahan mungkin masih ingat siapa pemilik cincin ini,''
terkesiap panembahan cirebon tatkala menerima cincin dari pemuda yang bernama bagus jaka. beliau tahu benar siapa pemilik cincicn tersebut. dan kini beliau tahu siapa pemuda tampan itu sebenarnya yang berdiri didepanya dan beliau mengangkat bagus jaka sebagai adipati tandha.
bagus jaka atau adipati tandha akhirnya datang menemui adipati tan kondhur di perkemahaan perbatasan kota, ia harus bisa bernegosiasi dengan adipati utusan kerajaan mataram itu dan jika gagal maka pertempuran sengit tidah mustahil akan terjadi diantara mereka.
''ha...ha...ha...inikah utusan dari kerajaan cirebon? cuma tikus-tikus kecil yang datang menemuiku, hah? ujar adpati tan kondhur dengan pongah. ia memandang sebelah mata kehadiran tamu-tamunya.
adipati tandha yang datang ditemani oleh ki demang kejawanan hanya tersenyum kecil mendengar sambutan tidak bersahabat dari adipati tan kondhur. ia sudah memaklumi perangai adipati itu yang suka merendahkan orang lain.
''kami datang kemari diutus gusti panembahan cirebon untuk menyerahkan surat ini...'' ujar adipati tandha sambil menyerahkan sebuah surat kepada adipati tan kondhur.
begitu selesai membaca surat, adipati tan kondhur tertawa terbahak-bahak.
''ha...ha...lucu sekali si penembahan cirebon ini! masa aku disuruh pulang ke mataram dengan tangan kosong. hei, tikus-tikus ingusan! apakah kalian datang kemari hanya untuk menyerahkan surat ini?'' ujar adipati tan kondhur seraya merobek-robek surat di hadapan adipati tandha dan ki demang kejawanan.
mendapat perilaku seperti itu ki demang naik pitam. darahnya mendidih dan hendak menerjang adipati tan kondhur yang pongah. tetapi dengan tenang adipati tandha memberi isyarat agar ki demang mengendalikan emosi.
''ini bukan tugas paman ki demang'' ujjar adipati tandha, ''biarlah aku yang menghadapi dia.''
''bagus...bagus, rupanya tikus kecil ini punya nyali juga! ayo, hadapi aku...''kata adipati tan kondhur seraya melompat kedepan. tepat dihadapan adipati tandha ia menghunuskan tombak saktinya. tombak itu menghujam jantung adipati tandha.crap!
sungguh aneh sekali tubuh adipati tandha yang terkena tusukan tombak bukanya jatuh limbung dan berlumur darah, tetap justru menjadi tiga, melihat lawan masih berdiri tegak bahkan berubah menjadi tiga, semakin geram hati adipati kondhur. lalu membabibuta ia mengarahkan kembali ujung tombak ke tubuh lawan.
namun setiap kali mata tombak menyentuh kulit adipati tandha, tubuh''bocah ingusan'' itu selalu berubah menjadi tambah banyak.hal itu tentu saja membuat adipati tan kondhur kebingungan.
''''heh, ilmu macam apa ini?'' kata adipati tan kondhur mulai kewalahan menghadapi lawan yang ternyata memiliki ilmu kanuragan yang tidak bisa dianggap enteng.
''aku tidak punya ilmu apa-apa, orang sombong!''sahut adipati tandha seraya megirim pukulan balasan ketubuh musuh di depanya.
sesungguhnya pukulan adipati tandha tidaklah keras, namun ternyata mampu membuat adipati tan kondhur jatuh mencium tanah. ia terjengkang diatas tanah tanpa daya. sekujur tubuhnya.
''ampun...tobat...tobat...aku mengaku kalah! aku mengaku kalah...''kata adipati tan kondhur merasa kesakitan. sekujur badanya terasa lumpuh.
''aku tidak merasa mengalahkanmu, wahai sang adipati,. andhika dikalahkan oleh kesombongan dan ke angkuhan sendiri.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>