BEREBUT MUSTIKA MANI GAJAH DAN GALEH KELOR
MELAWAN JIN PENUNGGU GOA SONG AGUNG
Oleh : Herryanto Honggo
Untuk bisa memiliki suatu barang langka dan berkhasiat seringkali orang bersedia mengorbankan apa saja, bahkan ada yang merelakan harta maupun nyawa sebagai taruhannya, utamanya benda tersebut berkaitan dengan kegaiban. Berikut pengalaman misteri yang dialami Ustadz Dimas Arianto ketika berebut jin penunggu gaib Goa Song Agung di Wonogiri, Jawa Tengah demi mendapatkan mustika Mani Gajah dan Mustika Galeh Kelor. Bagaimana kisahnya?
Memang sejak muncuatnya batu mulia (batu akik), banyak orang yang terpikat, tertarik dan terlibat didalamnya, karena batu mulia tersebut punya dua makna filosofi tertentu. Sebagian orang memaknai batu akik sebagai batu yang memiliki nilai prestis yang erat hubungannya dengan status sosial. Karena dengan mengenakan batu akik tertentu, sebagai penghias cincin, liontin, gelang maupun giwang, maka seseorang menjadi lebih percaya diri, sehingga tumbuh rasa percaya diri dalam bergaul dimasyarakat golongan the have atau kaum jetset.
Selain itu, jika seorang mampu mengenakan batu mulia langka yang memiliki nilai rupiah tinggi, setidaknya dia dianggap golongan kaum berada, karena perhiasan yang dikenakan tersebut mahal harganya. Dengan begitu, berarti orang tersebut punya nilai investasi barang berharga yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Nilai batu akik tersebut sekalugus juga mempengaruhi kenaikan derajatnya secara prestis. Dengan demikian akan lebih terhormat maupun dihormati dilingkungan pergaulan sebelumnya yang lebih rendah strata ekonominya.
Disisi lain, batu akik juga memiliki makna nilai spiritual tingi, sebab batu akik yang dikenakan dipercaya banyak orang, punya tuah yang beraura positif besar. Sekaligus mampu mempengaruhi perilaku dalam pergaulannya di masyarakat.sebab batu akik yang dikenakannya diyakini bertuah pengasihan, kerejekian, pelarisan, penyembuhan penyakit aneh yang berhubungan dengan makhluk gaib yang berkekuatan supranatural tinggi dan mampu mengobati penderita penyakit fisik maupun non fisik seseorang, akibatnya serangan virus, bakteri maupun serangan gaib dari luar.
Ada lagi batu akik yang dipercaya berkekuatan tertentu, sehingga mampu menghisap berbagai bisa maupun sengatan binatang beracun mematikan, seperti ular, kelajengking, kelabang, dan sebagainya. Kedua jenis batu akik yang kendati memiliki makna berlainan tersebut, ternyata sama-sama langka, sulit mendapatkannya yang secara otomatis akan menjadi mahal harganya, sehingga tidak sembarang orang bisa memilikinya.
Kelangkaan dan daya guna yang dahsyat atau luar biasa itulah, karuan saja jika batu akik tersebut banyak diburu para pengusaha, pejabat maupun selebriti.
Tak ubahnya mustika Mani Gajah maupun mustika Galeh Kelor yang sudah mengkristal atau membatu, dua jenis benda tersbut disamping langka juga dipercaya memiliki khasiat yang besar.
Kebanyakan orang menyakini jika mustika Mani Galih maupun mestika Galeh Kelor yang mengkristal punya kekuatan ‘bawaan’ alam atas kekuasaan Tuhan. Untuk mustika Mani Gajah secara gaib bisa sebagai pengasihan. Bukan saja pengasihan dalam dunia asmarasaja, tapi juga pengasihan antara bawahan dengan atasannya, pengasihan pedagang dengan pembeli, pengusaha dengan koleganya atau sebaliknya.
Selain itu mustika Mani Gajah mampu mengeluarkan kekuatan layaknya gajah, jika seseorang dalam keadaan terjepit atau terdesak melawan panjahat atau musuhnya, menundukkan lawan disegani kawan, keselamatan, kewibawaan, junjung darajat, kono bisa menolak santet, jengges, tenung, teluh, leak dan sejenis serangan gaib lainnya.
Begitu halnya dengan mustika Galeh Kelor, jika dibikin perhiasan berupa cincin, liontin, giwang dan sebagainya, bisa untuk menolak gangguan Jin dan orang jahat yang menghantuinya, meredam persaingan bisnis serta keharmonisan rumah tangga.
Disamping itu, mustika Galeh Kelor ini bisa mngokohkan atau melanggengkan jabatan dan memperlancar meningkatnya karier seseorang. Jika mustika Galeh kelor itu ditanam dalam tanah pekarangan rumah atau halaman perusahaan akan memunculkan aura kewibawaan dan menarik pelanggan.
Tetapi jika mustika Galeh Kelor itu direndam dalam air putih dan airnya diminumkan kepada orang yang memiliki ilmu hitam atau susuk yang mengakibatkan seseorang susah meninggal dunia, maka berkhasiat dapat memperlancar, mempercepat dan memudahkannya.
Buto Salewah
Jika mustika Galeh Kelor digunakan untuk ilmu pengasihan tingkat tinggi bisa digabung dengan Rajah Sulaiman dan Wifik Nabi Yusuf. Semua kemampuan benda yang mengkristal dan berubah wujud menjadi batu akik tersebut menurut Ustadz Dimas Arianto, pemangku pondok Patriwih, perum Taman Pondok Jati, Geluran Sepanjang Sidoarjo, jawa Timur kepada Misteri saat bertandang di rumah salah satu guru spiritualnya di Klaten, pekan lalu mengatakan, Galeh kelor juga mampu melunturkan ilmu hitam, jadi bisa menyadarkan kesurupan massal, cukup dengan air rendaman Galeh kelor tadi diteteskan pada lidah irang yang kesurupan.
Pengalaman penyembuhan sejenis penyakit aneh itu sudah dijalaninya cukup lama dengan menimba ilmu dari beberapa Ponpes (pondok pesantren) di Jawa Timur dan Jawa tengah yang akhirnya, kata Dimas, semua dasar ilmu yang dimilikinya berinti dari ilmu khodam. Sebagai pengkoleksi benda-benda bertuah, Dimas ternyata juga punya pengalaman gaib yang penuh misteri yang belakangan ini dialaminya. Dikisahkan, sekitar 4 bulan belakangan ini, meski dia sudah menguasai 3 jenis ilmu doa, yakni ilmu doa nurbuat, doa Khanzul Arsyi dan doa Akasyah yang merupakan ilmu keseimangan ilmu gaib.
Dimana ketiga ilmu doa itu, tuturnya berat tirakatnya danpanjang bacaannya itu, namun Dimas masih saja ingin menimba ilmu kegaibannya lainnya. Sehubungan dengan masalah tersebut, dia mencoba menjalani pengembangan ilmu spiritual dari Jawa Timur menuju Jawa Tengah dengan berjalan bertelanjang telapak kaki.
“Dalam menjalani ritual pengembaraan ini saya ditemani 3 khodam pendamping, sebagai tameng dari gangguan gaib diperjalanan, sebab lelaku tirakat dengan pengembaraan dan penelusuran alam gaib, itu pasti akan ada cobaan yang tak terduga,” ungkapnya.
Secara rinci disebutkan, 3 khodam yang menyertai pengembangan ilmu gaibnya itu masing-masing bernama, Mbah Wali Suro (dari tegal Gubug, Cirebon, Jawa Barat). Linggar Wulung (dari Demak, jawa tengah) dan Syeh Jabarut dari Gunung Jabalakat, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Perjalanan itu ditempuhnya berhari-hari tanpa makan dan minum jika tidak ada yang memberinya. Amun ketika langkah kakinya sampai disebuah Goa Song Agung, tepatnya di wilayah Pedukuhan Beji, Desa betal, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Jawa Tengah dia mendengar bisikan gaib untuk memasukinya.
Tapi apa yang trjadi, tanpa diketahu dari mana rimbanya, tiba-tiba saja langkahnya dihalang-halangi dan dihadang makhluk gaib berwujud raksasa dengan salewah, artinya kulit wajah dan tubuhnya separuh hitam dan separuh berwarna merah.
Raksasa ini suaranya keras dan menggelegar mengaku bernama Buto Salewah yang hidup pada zaman kejayaan Sultan Hadiwijaya, di kasultanan Kraton Panjang, sekitar 500 tahun silam. Buto Salewah ini sebagai ‘penunggu gaib’ Goa Song Agung yang tugas utamanya melindungi mustika Mani Gajah dan mustika Galeh Kelor yang ada dalam goa itu.
Dengan mata batinnya, Dimas melihat kedua jenis barang langka itu sudah mengkristal (membatu) karena usianya sudah ratusan tahun. Dengan alasan itulah, maka Dimas berkeinginan untuk memilikinya, karuan saja kalau hasrat Dimas tersebut ditolak mentah-mentah oleh Buto Salewah. Alhasil, pergulatan memperebutkan dua benda bertuah itupun tidak lagi dapat dihindari.
“Untungnya, saya dibantu tiga Khodam tingkat wali tersebut, sehingga Buto Salewah itu bisa ditaklukkan, mustika Mani Gajah dan mustika Galeh Kelor itu bisa kami kuasai,” ujarnya.
Maka Buto Salewah itupun melarikan diri dan tak diketahui dimana rimbanya, sementara Dimas melanjutkan perjalanannya. Selanjutnya, Dimas mendapakan bisikan gaib dari salah satu khodamnya, bahwasanya Buto Salewah berada di Kesultanan Kraton Pajang yang kini dikuasai, Sultan Suradi Joyonagoro, sebagai pemangku adat istana peninggalan Sultan Hadiwijaya tersebut.
Sehubungan dengan itulah, maka Dimas pun lantas bertandang di kesultanan Kraton Pajang, tujuannya meminta ijin menjalani ritual dan melakukan dialog gaib dengan Buto Salewah, jika memang benar telah pindak disini.
Pada tengah malam itu juga Dimas bisa berdialog dengan ‘penunggu gaib’ Kasultanan Kraton Pajang. Hasilnya, Buto Salewah memang sengaja kembali ke tempat muasalnya, karena Goa Song Agung sudah tidak ada lagi tugas yang harus diembannya. Dimas yang menguasai ilmu Hikmah ini bersedia menularkan ilmunya kepada orang lain, sebab menurut perintah dari agama yang diyakininya menyebutkan, siarkan ilmu yang kamu miliki, meski hanya satu ayat sekalipun. Seperti halnya mustika Mani Gajah dan mustika Galeh kelor, hanya akan menjadi perhiasan semata, kalau pemiliknya tidak mengetahui cara meritualinya dan membuka kunci gaibnya.
“Apapun kalau digunakan dengan benar dan sesuai perintah Allah SWT akan bermanfaat,”pungakasnya.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>