Kyai Kopek dan Nyai Kopek
MACAN PUTIH PENUNGGU gua CERME
Oleh : A. Hartadi
Bagi pecinta dunia spiritual, Yogyakarta bisa dibilang surganya tempat-tempat keramat. Tempat-tempat keramat seperti petilasan, makam-makam tua, atau gua, seolah menjanjikan harapan dan mimpi yang mereka cari. Lihatlah suasana serial malam Selasa atau Jum’at Kliwon, Ditempat-tempat keramat tersebut, puluhan peziarah, dengan berbagai niat dan tujuan, nampak khusuk bersemedi di depan makam, petilasan, ataupun gua. Duduk bersila dengan mata setengah terpejam, mulut komat kamit memanjatkan doa
Bagi sebagian peziarah, mengunjungi tempat-tempat keramat tersebut, konon bukan sekadar untuk berwisata biasa, melainkan juga berharap bisa mendapatkan nilai-nilai yang tersembunyi. Sesuatu yang tak kasat mata, tetapi terasa ada dalam jiwa. Memang, tidak semua dari mereka berhadil mendapatkan sesuatu yang mereka cari. Namun bagi sebagian yang beruntung, ada yang mampu menangkap harum cahaya spiritual dari tempat tersebut. Jika demikian, bisa dipastikan mereka akan datang dan datang lagi di kesempatan berikutnya.
Ada banyak alasan kenapa pada peziarah itu tetap menyambangi Yogyakarta. Salah satunya’ karena di Yogyakarta ini memiliki bejibun obyek wisata spiritual yang unik. Salah satunya adalah Gua Cerme di Imogiri, Bantul.
Gua Cerme sendiri terletak di Dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Daerah Isrimewa Yogyakarta, Berjarak sekitar 23km arah selatan kota Yogyakarta. Terletak di komplek pegunungan kapur (karst) pegunungan seribu, di perbatasan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul.
Letak yang sangat unik, karena pintu masuk Gua Cerme berada di Bantul, sedangkan pintu keluar gua terletak di Desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunung Kidul. Jadi kedua Kabupaten ini sama - sama mempunyai andil kepemilikan Gua Cerme. Dusun Srunggo sendiri adalah sebuah dusun yang masih sepi, jauh dari keramaian. Jalan yang dilalui meski sudah beraspal tetapi sebagian besar adalah jalan naik nan terjal. Untuk mencapai mulut gua, kita harus mendaki tangga setinggi 759 anak tangga.
Berbeda dengan gua lain, Gua Cerme ini merupakan dua horisontal yang panjangnya mencapai 1,2 km. Didalam gua, sungai bawah tanah mengalir cukup deras. Rata-rata kedalaman air mencapai 0,5 - 1,5 meter. Di titik-titik tertentu, ketinggian air bahkan bisa mencapai leher orang dewasa.
Sementara di titik yang lain, tak jarang kita harus merangkak untuk menyusuri gua ini karena sempitnya. Yang jelas, ornamen di dalam Gua Cerme ini amat indah
Lorong utama dari Gua Cerme tembus ke Luweng Ploso sepanjang 950 meter, selebihnya ada beberapa percabangan, yakni di Gua Pandu, dibawah air terjun Grojogan Sewu, lorong buntu Air Suci, dan ke arah pintu keluar.
Gua Cerme ini memiliki sejarah yang sungguh menarik. Salah satunya adalah Gua Cerme ini dipercaya dulunya digunakan oleh para Wali Songo sebagai tempat pertemuan menyusun strategi penyebaran agama Islam di Jawa, termasuk juga perencanaan pendirian Masjid Demak di Jawa Tengah. Pertemuan itu tentu hanya sekali dua kali, dan di gua Cerme inilah tempat pertemuan itu. Menurut kepercayaan orang-orang, sepanjang lorong di gua Cerme, ada sebuah panggung yang dahulu digunakan untuk tempat pertemuan tersebut.
Selain itu, gua Cerme ini juga pernah digunakan semedi oleh pangeran Diponegoro. Alkisah pada 1810 Pangeran Diponegoro menikah dengan Raden Ayu Citrowati, puteri Raden Tumenggung Ronggo Prawirosentiko., Bupati Madiun. Namun, Citrowati meninggal dalam kerusuhan di Madiun setelah melahirkan, dan bayinya kemudian dibawa oleh Ki Tembi ke Gua cerm, tempat dimana Pangeran Diponegoro tengaj bersemedi.
Karena situasinya yang sulit, Ki Tembi lalu diminta oleh Pangeran Diponegoro untuk mengasuh bayi yang diberi nama samaran Raden MAs Singlon, dan kemudian dikenal sebagai R.M Sodewo, Ki Sodewo, atau Demang Notodirjo. Maka, tak heran kalau di lintasan menuju mulut gua Cerme, terdapat patung Pangeran Diponegoro pasa posisi duduk di atas punggung kuda yang kedua kaki depannya terangkat.
Dari nilai sejarah yang adiluhung ini, sampai sekarang Gua Cerme akhirnya menjadi tempat wisata bertuah. Tidak mengherankan jika nama-nama tempat di dalam gua, banyak memakai Bahasa Jawa pemberian para wali, seperti air zam-zam, mustaka. Air suci, watu kaji, pelungguhan/ paseban, kahyangan, grojogam sewu, air panguripan, gamelan, watu giling, lumbung padi, gedung sekakap, kraton, panggung, gua lawa dan watu gantung.
Selain sebagai tempat uji adrenalin, Gua Cerme juga sering digunakan sebagai tempat mencari wangsit atau tempat bertapa orang-orang yang memiliki keinginan khusus, Karena itu jangan heran jika dari depan pintu masuk sampai pintu keluar kita sering melihat di beberapa sudut terdapat sesajen dan bunga mawar. Hari yang dianggap bertuah bagi para peziarah adalah Senin Wage dan Selasa wage.
Nah, Gua Cerme ini dibagi dalam 3 golongan sesuai kepentingannya. Di gua yang paling tinggi, ialah gua paling besar dan dalam, diperuntukkan bagi peziarah yang mempunyai niat naik derajatnya. Menurut cerita, kalau yang punya niat tadi datang bersemedi disana siang dan malam hari, lalu didekati penampakan sepasang siluman macan putih, itu tandanya niatnya bakal kesampaian. Seperti diketahui, siluman macan putih itu adalah klangenan atau binatang peliharaan Sunan Kalijaga, yang menjaga Gua Cerme tersebut.
Di kalangan jagad spiritual, siluman macan putih ini diberi nama Kyai Kopek dan Nyai Kopek. Siluman macan putih ini dipelihara oleh Gus Besur, pawang sakti kepercayaan Sunan Kalijaga. Ternyata, tak hanya berkeliaran disekitar Gua Cerme saja, sepasang macan putih itu. Di waktu-waktu tertentu, beberapa orang pernah melihat Kyai Kopek dan Nyai kopek ini bermain-main sampai jauh di Makam Panembahan Senopati Kotagede dan Makam Wotgaleh Banguntapan, Bantul. Tentu, hanya orang-orang linuwih saja yang mampu melihat sepasang macan siluman tadi.
NAh, dibagian lain, yaitu di tengah ada gua kecil dan dangkal yang diberi nama Gua Dalang. Gua ini diperuntukkan bagi peziarah yang mempunyai niat meminta berkah kesenian, seperti menjadi penari, panjak gamelan, dalang, dan ledhek. Kalau yang tirakat tadi melihat penampakan sebuah gamelan atau sejenisnya,itu tandanya permohonannya diterima, sehingga dia bisa laris, terkenal dan banyak .
Tanggapan.
Sedangkan gua kecil yang paling barat, dinamakan Gua Tani atau Gua Kaum. Gua ini diperuntukkan bagi para petani, pedagang, atau saudagar untuk memohon berkah. Tandanya diterima kalau ada penampakan alat-alat pertanian atau alat-alat perdaganga. KAlau dilihat dari bnyak nya peziarah yang datang, tentu banyak juga peziarah yang kesampaian niatnya. Mereka lalu menyampaikan keberhasilannya itu ke berbagai pihak.
Pak Min, salah satu pemandu gua Cerme menceritakan, asal muasal nama gua Cerme ini ada beberapa versi. Kata ‘cerme’ berasal dari kata ‘ceramah’, pembicaraan yang diadakan para wali membahas penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Menurut kitab ‘Pesanggrahan Parangtritis’ karya R. Ng. Djajalan, gua ini memiliki beberapa nam lain, diantaranya yaitu Gua Ceremin. Dikisahkan, Sunan Kalijaga sedang bertapa di gua tersebut, lalu mendapatkan wangsit yang membuat ‘mareming’ (puasnya)hati.
Ada lagi yang mengatakan, gua ini bernama Gua Cermin. Hal ini mempunyai arti berkaca atau bercermin. Jadi, yang dimaksud adalah memberi contoh kepada anak cucu, bahwa Kanjeng Sunan Kalijaga yang sudah menjadi wali saja masih tetirah dan terikat, maka kamu sekalian hendaknya mencontoh Kanjeng Sunan Kalijaga tersebut.
Asal muasal nama itu ternyata belum cukup. Ada sumber yang percaya, nama goa itu adalah Gua Cerme, sebab didepan gua tersebut dahulu ada Pohon Cerme berukuran besar, yang menjadi penanda, sekaligus menjadi nama goa tersebut.
Mana yang benar, biar para sejarawan yang menilai. Yang jelas, buat sebagian orang. Gua Cerme ini tidak diragukan lagi kekuatan daya spiritualnya. Buktinya, masyarakat dari berbagai daerah, silih berganti datang dan pergi. Tak hanya sekadar berwisata, namun juga tetirah dan tirakat.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>