LAILATUL QADAR
MALAM 1000 BULAN
OLEH : DWI R.L
“ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa)segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” (Al-Qadar :1-5)
Keuntungannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi.
Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini.,akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharao pahala dari Allah. Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadist-hadist nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keuntungan Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan LAilatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam ini lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman.
“Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadae, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” (Al-Qadar : 1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
“Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,(yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (Ad-Dukhan : 3-6)
2. Waktunya
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam Ramadhan. (1)
Imam Syafi’i berkata : “Menurut pemahamanku. Wallahu’alam, Nabi Shallallahu’alaihi wa salam menjawab sesuai yang dinyatakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami mencarinya di malam ini? “, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut” (Sebagaimana dinukil Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386)
Pendapat yang paling kuat. Terjadinya melam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadist Aisyah Radhiyallahu’anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” (Hadist Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165). Ini menafsirkan sabdanya. “Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” (Lihat Maraji’ tadi)
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan pada sahabat. Dari ubadah bin Shamit Radhiyallahu’anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam ke luar pada malam LAilatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda.
“Artinya : Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya: mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29.27.25 (dan dalam riwayat lain : tujuh sembilan dan lima)” (Hadist Riwayat Bukhari 4/232)
Telah banyak hadist yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pasa sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadist yang pertama sifatnya umum sedang hadist kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadist yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi itu dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadist-hadist tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh dari terakhir : 21,23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carrilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27, 29. Wallahu’alam
3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar?
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan unutk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-pahalaNya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda .
“Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada malam LAilatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Hadist Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu’anhu, (dia) berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah! Apa pendapmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab, “Usapkanlah : “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’ annii.”
“Ya Allah engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku” (2)
Saudaraku -semoga Allah memberkahili dan memberi Taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya-engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaanya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah Radhiyallahu’anhu.
“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya [3] menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” (Hadist Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174)
Juga dari Aisyah, (dia berkata) :
“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya” (Hadist Riwayat Muslim 1174)
4. Tanda - Tandanya
Ketahuilah hamba yang taat mudah -mudahan Allah menguatkan dengan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam menggambarkan paginya malam LAilatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubay Radhiyallahu’anhu, ia berkata ; Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam bersabda.
“Artinya : Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” (Hadist Riwayat Muslim 762)
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam beliau bersabda.
“Artinya : Siapa diantara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah” (4)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam bersabda.
“Artinya : (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” (Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan)
Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadar
Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata : “Rasulullah Shallallah’alaihi wa salam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a dari pada malam-malam selainnya”. (Fatwa Ramadhan, hal 856)
Demikianlah hendaknya seoran muslim/muslimah... Menghidupkan malam-malamnya pada 10 terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allahsemata, membaca Al-Qur’a, dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdoa serta memperbanyak szikrullah.
Diantara bacaan do’a dan dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadar) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin’Aisyah radhiyallahu’anhu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam; “Wahai Rasulullah jika aku mendapat Lailatul Qadar, doa apakah yang aku baca pada malam tersebut?
Rasulullah shallallahu’alaihi wa salam menjawab: Bacalah :
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’ annii.”
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberi maaf, maka maafkanlah aku” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir dan istighfar.
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>