PANDAN SEGEGEK PUSATNYA PESUGIHAN
Oleh : Imam S.
Pantai Pandan Sigegek, dikenal sebagai pantai yang angker. Di sini, terdapat bukit kecil bernama Padan Sigegek. Kabarnya, dibukit Pandan Sigegek ini pusatnya untuk mencari pesugihan
Secara administratif, Pantai Pandan Sigegek ini masuk wilayah dusun Siliran, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kulonprogo. Pantai Pandan Sigegek ini, mudah dijangkau. Berada dibelakang perkampungan transmigrasi lokal 2km ke arah barat dan Pantai Trisik.
Dibelakang perkampungan, ada sebuah bukit kecil tinggi menjulang, Warga sekitar menyebutkan dengan gumuk. Tanaman liar, khususnya panda, tumbuh lebat du gumuk, yang disebut gumuk Pandan Sigegek.
Pantai tersebut dinamakan Pandan Sigegek, karna keberadaan gumuk Pandan Sigegek ini berada di wilayah tersebut. Dari atas gumuk Pandan Sigegek ini, pemandangan laut selatan bisa dilihat. Lokasi disekitar gumuk Pandan Sigegek, kini menjadi lahan pertanian warga setempat. Disana sini terdapat tumpukkan pupuk kandang, dengan bau yang menyengat.
Menurut Mbah SAndi (75), salah satu sesepuhwarga siliran, keberadaan gumuk pasir bernama Pandan Sigegek ini sudah ada sejak ratusan tahun silam Cerita kakek buyutnya, gumuk Pandan Sigegek ini sudah ada sejak jaman Sultan Agung berkuasa di Mataram tahun 1600an.
“Kala itu konon Sultan Agung tengah mengadakan pertemuan gaib dengan penguasa pantai selatan ditempat itu. Saat itu, di sini banyak ditumbuhi tanaman pandan,” cerita Mbah Sandi
Setelah pertemuan gaib usai, Sultan Agung beristirahat sejenak, sambil tubuhnya bersandar pada sebuah pohon pandan. Apa yang dilakukan Sultan Agung ini, dalam bahasa setempat diistilahkan dengan bahasa megek-megek. Dari peristiwa itulah, akhirnya tempat dimana gumuk itu berada, dikenal dengan gumuk Pandan Sigegek. Karena merupakan pertilasan orang sakti atau linuwah, akhirnya Pandan Sigegek dikenal sebagai tempat keramat.
Sjak itulah, Mbah Sandi, gumuk Pandan Sigegek kerap didatangi pengalap berkah dari mana-mana. Kabrnya, banyak yang telah berhasil setelah ngalap berkah di sini. Berbagai pinuwunan bisa disampaikan disini.
“Tapi terus terang, kalau menyebut nama Pandan Sigegek, asumsi orang berkaitan dengan dunia persugihan. Tapi memang, sejak dulu tempat ini dikenal sebagai tempatnya orang berburu persugihan,” jelas Mbah Sandi lebih jauh.
Munculnya mitos, bahwa di lokasi itu sebagai pusatnya persugihan, bermula dari kisah orang wanita dari JOgja yang tadinya hidup melarat, tiba-tiba saja menjadi kaya raya setelah menjalani lelaku di Pandan Sigegek ini. Pristiwa itu sendiri terjadi puluhan tahun silam.
Kisah tersebut menjadi buah bibir dan seakan menjadi sebuah legenda hidup. Dari situlah, akhirnya muncul mitos, kalau ingin mencari persugihan, bisa mencarinya di Pandan Sigegek ini. Kata Mbah Sandi. Gumuk Pandan Sigegek sejak dulu hingga sekarang bentuknya tak berubah. Karena sekarang bentuknya tak berubah. Karena dianggap eingit dan angker, maka tak sembarang orang berani bertingkah disini.
Mbah Sandi mengingatkan, jika berlaku sembrono di Pandan Sigegek, maka bisa fatal akibatnya. Dulu ada warga setempat yang nekat menebang pohon pandan tanpa ijin pada yang mbahu rekso. Akibatnya dia mengalami kesurupan hingga akhirnya meninggal.
Secara kasat mata, gemuk Pandan Sigegek jauh dari kesan angker. Namun begitu kaki melangkah, menaiki gumuk Pandan Sigegek aroma misitis mulai terasa. Meski tak seberapa tinggi, namun diperlukan kehati-hatian endaki gumuk Pandan Sigegek jika tidak ingin celaka.
Diatas gumuk Pandan Sigegek in, terdapat dua bangunan dari bambu yang pantas disenut dengan gubug. Satu gubug berfungsi tempat ritual, dan satu gubuk lagi berbentuk langgar, yang biasa dipergunakan untuk beristirahat pengalap berkah.
“Dulu ada juru kunci bernama Mbah Adi Supono yang merawat tempat ini. Sepeninggal beliau, tak ada juru kuncinya lagi, terang Mbah Sandi.
Karena itu, bagi siapaun yang ingin melakukan ritual di Pandan Sigegek ini, bisa langsung menuju lokasi. Namun disarankan agar minta ijin pada warga sekitar, untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan. Meski dikenal sebagai tempat mencari persugihan, namun sebenarnya, kata Mbah Sandi, pinuwunan lain juga bisa, misal untuk urusan derajat pangkat, keselamatan, penglarisan, kewibawaan, serta masih banyak lagi. Disini, pemburu pesugihan bisa minta pesugihan apa saja.
“Nyi Blorong, buto ijo, tuyul, genderuwo, pokonya persugihan apa saja, sesuai keinginan. Kabarnya, disini memang pusatnya persugihan,” terang Mbah Sandi, yang sempat beberapa kali mengantar para pelaku persugihan ritual di Pandan Sigegek ini.
Tih begitu, Mbah Sandi selalu menyarankan jika ada pengalap berkah yang akan meminta persugihan disini, agar mengurungkan niatnya. Karena, kata Mbah Sandi, yang namanya persugihan itu, pasti akan makan tumbal. Kalaupun sudah dinasehati tetap saja ngotot dengan niatnya, Mbah Sandi juga tak bisa berbuat apa-apa. Semua resiko ditanggung sendir. Dia hanya mengantar pengalap berkah ke Pandan Sigegek saja. Soal ritual, dipersilahkan melakukan sendiri.
Menurut Mbah Sandi, dulu, ritual hanya dilakukan di dalam gubug reot tersebut. Tapi kini dibelakang gubuk satunya, yang difungsikan sebagai temapt istirahat / langgar juga digunakan untuk ritual. Kondisinya jauh berbeda. Tempat ini hanya beratapkan asbes yang sibuat sedemikian rupa, sehingga pengalap berkah bisa terlindungi dari panas dan hujan. Kenapa bisa terdapat dua lokasi untuk ritual persugihan? Dari kabar yang diterima Mbah Sandi. Satu hati pernah ada dua orang yang sama-sama ritual untuk mencari persugihan. Dari pada ngantri, akahirnya dibaut lokasi satunya di belakang langgar untuk ritual.
“kalau yang aslinya ua di gubug itu. Sejak dulu, gubug yang ini sudah ada,” jelas Mbah Sandi, sambil menunjuk gubug yang dimaksud.
Meski tempatnya berbeda, Mbah Sandi menyakini, kalau hasilnya tetap sama saja. Pencarian persugihan tinggal memilih yang mana, sesuai kemantapan hatinya. Namun dari penjelasan sekilas yang diterima dari bah Adi Supono (alm), bahwa yang dibelakang langgar tersebut khusu untuk persugihan jenis tuyul dan buto ijo.
Sebelum meninggal, juru kunci Mbah Adi Supono almarhum sempat bercerita pada Mbah Sandi, bagaimana lika-liku dalam mencari persugihan di Pandan Sigegek ini. Dari sinilah, Mbah Sandi sedikit paham, syarat apa saja untuk bisa mendapatkan persugihan disini.
Yang paling penting, kata Mbah Sandi adalah niat dari pencari persugihan itu sendiri. Tak boleh ada keragu-raguan disini. Si makhluk gaib pemberi persugihan lebih tahu, apakah niat si pencari persugihan serius apa tidak. Akan ada semacam ujian disini.
“Ujian berbentuk penampakan gaib yang menyeramkan. Jika serius, pasti akan lolos. Namun sebenarnya, gagal maupun berhasil, dialam sana suah terdaftar sebagai penganut persugihan. Dosanya sama saja. Banyak yang tak menyadari akan hal ini,” kata Mbah Sandi panjang lebar.
Hal itu, pernah terjadi beberapa waktu silam. Ceritanya suatu hari, ada seorang ibu-ibu datang untuk mencari persugihan di Pandan Sigegek ini. Setelah menemui juru kunci, ibu-ibu ini langsung diantar menuju gumuk Pandan Sigegek untuk menjalani ritual. Ritual yang dimulai malam Jum’at Kliwon itu, seharusnya berlangsung 3 hari. Tapi entah kenapa, pada malam hari yang pertama, ibu-ibu yang datang dari Solo ini dilempar ke luar gubug dan tubuhnya jatuh direrimbunan pohon pandan.
Mendapati kejadian ini, juru kunci kaget dibuatnya. Usut punya usut, ternyata si ibu yang seorang pedagang batik bangkrut ini kaget dan ketakutan, begitu didepannya muncul binatang kelabang sebesar pohon pisang.Saking kagetnya, dia mengucapkan kalimat-kalimat tauhid (menyebut asma Allah).
“Padahal, menyebut asma Allah itu pantang ditempat ini, karena sudah diniati bersekutu dengan iblis. Namun yang perlu diingat, meski gagal, tapi niatnya dari awal sudah mencari persugihan, tetap saja di alam sana sudah tercatat sebagai penganut persugihan,” jelas Mbah Sabdi, menceritakan, bagaimana sesatnya ilmu persugihan itu.
Lantas, syarat apa saja yang diperlukan untuk menjalankan ritual persugihan di Pandan Sigegek? Ujar Mbah Sandi, uborampenya yang lengkap, kembang, rokok kretek, minyak wangi, dengan ijo, serta dupa cina ayau kemenyan, sertan kain mori. Untuk syarat-syarat tadi, tidak asal beli, tapi pakai hitungan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli uborampe tadi harus sama dengan yang dibelikan kain mori. Misalnya, jika biaya yang dikeluarkan untuk membeli syarat-syarat tadi (tanpa kain mori) sejumlah Rp 100 ribu, maka yang dibelikan kain mori juga harus Rp 100 ribu. Dan jumlah dari keduanya, harus diberikan pada juru kunci sebagai petukonnya.
Sebenarnya, kta Mbah Sandi, ritual mencari persugihan di Pandan Sigegek ini bisa dilakukan pada hari apa saja. Namun yang paling pas, pada malam selasa Kliwon dan malam Jum’at kliwon. Di kedua hari-hari itulah, makhluk gaib pemberi persugihan suka mencari ‘mangsa’, manusia- manusia sesa yang sudah diperbudak nafsu duniawi.
Meski caranya sesat, jelas Mbah Sandi tak setiap mencari persugihan itu bisa berhasil. Kalau bukan pulungnya, bisa saja gagal di tengah jalan. Namun jika bisa lulus dari ujian, diyakini bisa kaya raya. Dari pengakuan juru kunci sebelumnya, bahwa sudah tak dihitung lagi, pencari persugihan yang bisa menjadi kaya raya setelah menjalani ritual disini. Sumber kekayaannya tergantung keinginan. Ada yang menjadi pemuja Nyi Nlorong, buto ijo, genderuwo, maupun tuyul.
Bagaimana proses ritualnya sendiri? Setahu Mbah Sandi, jika syarat-syarat sudah siap, bisa langsung menuju gumuk Pandan Sigegek. Jika tujuannya utnuk persugihan prewangan buto ijo dan tuyul, ritual bisa dilakukan di belakang langgar. Namun jika ingin memuja Nyi Blorong, ritual dilakukan di lokasi satunya lagi.
Ritual dimuali malam Selasa Kliwon atau malam Jum’at Kliwon. Untuk doanya tujukan kepada Nyi Blorong, penguasa gaib laut selatan. Jangan lupa, sampaikan apa tujuannya. Saat menjalani ritual, diwajibkan untuk menjalankan puasa ngebleng. Jika beruntung, nanti akan ada sesosok gaib pemberi persugihan yang akan menemui pengalap berkah, sesuai kemauannya. Semua bisa terjadi. Asal bisa lolos dari godaan-godaan dan cobaan.
Saat pertemuan terjadi, jelas Mbah Sandi, akan terjadi perjanjian gaib, antara pelaku persugihan dan pemberi persugihan. Perjanjian itu , berupa kesepakatan antara keduanya, Soal isinya, hanya kedua belah pihak yang tahu. Dan bagaimana cara kekayaan itu datang, juga tergantung kesepakatan,
Setelah kesepakatan terjadi, pencari persugihan akan pulang, dan diminta mempersiapkan sebuah kamar khusus. Dan kain mori yang diikutsertakan dalam ritual tadi, dibawa pulang dan dikubur dirumah, di kamar khusu tadi. Kamar khusu tadi, pantang dimasuki orang lain, selain pelaku persugihan itu sendiri. Dan pada hari-hari tertentu, akan ada pertemuan khusus antara makhluk gaib pemberi persugihan dan pemujanya.
“Seolah apa yang dilakukan keduanya, ya hanya mereka yang tahu. Tapi biasanya, si pelaku persugihan harus melayani nafsu birahi makhluk gaib yang dipujanya. Jadi jangan heran, umumnya para pencari persuihan ini para wanita. Kalau tuyul, biasanya minta disusui, “jelas Mbah Sandi, yang mendengar cerita ini dari juru kunci almarhum Mbah Adi Supono.
Jika sudah melaksanakan sesuai kesepakatan, maka harta yang diminta akan datang dengan sendirinya, Untuk itu, dipersiapkan sebuah kotak khusus atau peti, yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh harta atau uang tersebut
Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor
>