LOGIKA PIKIRAN PENCERAHAN

LOGIKA PIKIRAN PENCERAHAN


Oleh : Em. Agus Siswato

Perjalana penulis dalam mencari bahan tulisan untuk majalah ini tergolong cukup lama. Setidaknya lebih dari sepuluh tahun penulis menjelajahi ke berbagai daerah di negeri ini. Beberapa yang penulis kunjungi meliputi situs bersejarah, seperti :candi, makam para wali, petilasan tokoh dan lain-lain.


Termasuk yang penulis kunjungi adalah jejak peninggalan kerajaan tempo dulu, seperti Keraton dan masjid kuno. Tidak ketinggalan pula lokasi yang diyakini masayarakat sebagai tempat angker, tempat pesugihan dan makam keramat dari tokoh yang tidak tercatat dalam sejarah tetapi sering diziarahi dan dianggap memiliki karomah tertentu.

Dalam perjalanan tersebut, penulis tidak sekadar mencari bahan tulisan seputa tempat yang dikunjungi, melainkan juga mencari hakekat tauhid dari tempat tersebut. Ambil contoh, Keraton Kasepuhan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Demak dan lain-lain, merupakan tempat yang syarat dengan nilai-nilai relijius karena memang didirikan oleh seorang waliyullah. Tentunya mereka adalah sosok-sosok berkualitas dalam hal tauhid.

Ketinggian ilmu para waliyullah dalam menegakkan keesaan Tuhan inilah yang akhirnya berhasil mengislamkan sebagian besar masyarakat pasa masanya itu. Sesuatu yang hingga kini masih kita rasakan. Oleh karena itulah, setiap kali berkunjung ke berbagai tempat untuk diramu menjadi bahan tulisan, penulis merasa perlu melakukan analisis tauhid dari jejak sejarah yang ditinggalkan oleh para waliyullah atau orang-orang kasyaf yang mungkin tidak tercatat dalam sejarah.

Istilah analisi tauhid ini sebenarnya merupakan orientasi penulis yang mengubah dari kebiasaan sebelumnya yang cenderung mengambil data berdasarkan analisis kegaiban yang penulis dapatkan dari narasumber. Sedangkan analisis tauhid lebih fokus kepada sejauh mana masyarakat atau orang-orang yang berada pada lokasi yang penulis kunjungi itu tetap menjadi unsur ketauhidannya. Hal itu penulis lakukan atas saran Kyai Zumri Fadlil, Pimpinan Pondok Pensantren Hidayatul Mubtadiin, Kecamatan Candi, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Beberapa tahun lalu beliau pernah menasehati penulis. “Apabila kamu mengunjungi penginngalan para wali atau makam orang-orang kasyaf dimanapun berada, maka lakukanlah analisis tauhid.

Hal itu lebih bermanfaat untuk dirimu (dan pembaca) dibandingkan sekedar ngin mengetahui kegaiban yang ada di tempat tersebut,” kata Kyai Zumri Fadlil ketika itu. Maksdunya adalah, berziarah ke makam para wali atau situs peninggalan para wali dengan tujuan bertambahnya ketauhidan dalam diri. Karena berapa banyak orang yang berziarah malahan menjadi musyrik dean menyimpang jauh dari ajaran agama.

Sejauh ini memang banyak kesalahan yang dilakukan peziarah saat berkunjung ke situs dan makam para wali. Ada diantantanya yang datang dengan maksud meminta berkah kepada para wali yang sudah wafat tersebut, tetapi uniknya tidak mau mengikuti cara hidup para wali itu. Padahal para wali itu tergolong orang suci yang teguh dalam menjalankan syariat agama.

Itulah yang seharusnya kita renungkan setelah berziarah ke makam waliyullah. Dan bukannya malah meminta sesuatu atau ingin nasibnya berubah atau terlepasnya segala problematika, tetapi tidak disertai menjalankan kewajiban agama.

Berziarah, bertawassul, berdoa di makam itu boleh-boleh saja. Tetapi hendaknya jangan mengeluh mengenai persoalan hidup yang dialamai kepada orang yang sudah dimakamkan itu. Mengeluh dan mengadukan problematika hendaknya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Problematika dan Solusi Gaib

Harus diakui, ketika manusia menghadapi beragam masalah akibatnya kesalahannya sendiri atau karena perbuatan orang lain yang menyebabkan dirinya terkena masalah, maka cenderung mengalami kepanikan luar biasa. Mereka lalu memilih beragam cara yang terkadang tidak masuk akal. Diantaranya cara tersebut biasa disebut dengan istilah solusi gaib.

Ambil contoh, seseorang yang terjerat masalah hukum karena melakukan tindakan pidana korupsi. Mereka tentu akan merasaka kebingungan yang sangat pelik. Terbayang dalam pelupuk matanya, harta hasil jerih oayah selama hidupnya akan sirna dalam sekejap. Kekayaan yang dikumpulkan terancam disita negara. Bahkan penjara seolah sudah didepan mata.

Pada galibnya, orang-orang yang dalam hidupnya sengaja menempuh jalan menghalalkan segala cara itu (baca: koruptor) sudah mengetahui perbuatannya suatu saat akan terbongkar. Namun mereka tidak terlalu menghiraukannya. Harta telah menyilaukan matanya. Ketika pada akhirnya perbuatan itu terungkap, mereka benar-benar dilanda kepanikan. Nama baik keluarga besarnya pun ikut dipertaruhkan.

Dalam situasi kepanikan it, muncullah gagasan penyelesaian melalui cara-cara gaib. Sebagaimana pernah kita dengar, adanya orang-orang tertentu yang melakukan ritual mistik disekitar halaman gedung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Mereka melakukan itu tentunya atas perintah dari orang yang tersandung masalah dengan perbuatan korupsinya. Tetapi kenyataan, langkah gaib semacam  itu tidak membantu sama sekali. Sebagai buktinya, para pelaku kejahatan korupsi tetap saja divonis dengan hukuman maksimal. Setidaknya itulah yang dialami Anggela Sondakc, Anas Urbaningrum dan beberapa yang lainnya.

Namu demikian, ada pula orang-orang yang sedang dilanda masalah tidak terlalu khawatir dengan permasalahan yang membelitnya. Meskipun memiliki problematika, seperti dililit hutang atau persoalan berat lainnya, tetapi tidak terlalu risau dengan problematikanya itu.

Orang-orang seperti itu memang memiliki cara khusus dalam menghadapi problematikanya. Memiliki ‘solusi gaib’ agar problematikanya dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Mungkin kita dapat mengambil contoh sosok mantan Presiden Suharto. Ketika beliau dilengserkan, tuduhan korupsi datang bertubi-tubi terhadapnya. Berkas-berkas perkaranya dikumpulkan. Tetapi kenyataan hingga akhir hayatnya, beliau tidak pernah diajukan ke pengadilan. Bahkan perkaranya ditutup.

Dalam contoh diatas, kita bisa saja menyebutnya sebagai adanya faktor-faktor  politis yang meyertainya. Tetapi kita tidak bisa juga melupakan bahwa Suharto tergolong rajin bersedekah. Hal itu beliau lakukan sepanjang masa pemerintahannya. Baik dilakukan saat masih menjadi presiden maupun setelah dilengserkan. Sedekah itulah yang menyelamatkan nama baik darinya, keluarganya dan juga harta kekayaannya.

Pada masa pemerintahan beliau, kita tentu biasa mendengar bagaimana Suharto secara rutin bersedekah ke tempat-tempat ibadah, pesantren-pesantren atau yayasan anak yatim. Umumnya kita akan menilai itu sebagai tugas seorang kepala negara. Dalam arti, uang yang disumbangkan itu diambil dari kas negara. Padahal, beliau pun bersedekah dengan menggunakan harta pribadinya dalam jumlah yang sedikit.

Tentu saja kita semua sadar bahwaa manusia tidak ada yang sempurna. Sebagaimana juga Suharto menyadari dirinya memiliki kesalahan dalam hidupnya. Khususnya dalam hal harta yang dimilikinya. Itulah sebabnya beliau mengiringinya dengan banyak bersedekah. Selain membayar zakat, bersedekah merupakan cara paling ampuh untuk membersihkan harta-harta yang boleh jadi ada diantaranya yang diperoleh secara batil sekaligus menghindari kemungkinan yang buruk.

Tetapi memang pada dasarnya manusia seringkali dihinggapi penyakit kikir, pelit dan enggan memberi sedekah. Padahal sudah jelas dirinya mengetahui  ada diantara harta yang dimilikinya diperoleh secara tidak halal. Orang- orang semacam itu seyogyanya bersedekah dalam jumlah yang tidak tanggung- tanggung.
Misalkan, seorang yang memiliki total kekayaan 10 milyar tupiah. Orang tersebut menyadari bahwa ada diantara harta yang dimilikinya itu diperoleh secara tidak halal, seperti : melakukan korupsi, berbuat curang dengan rekan bisnis, menipu konsumen dan lain sebagainya. Orang itu sadar benar bahwa dirinya  melakukan perbuatan batil, baik dari sisi agama maupun hukum positif. Tetapi hal itu tetap dilakukan agar mendapatkan keuntungan bagi dirinya. Orang-orang semacam itu tentunya mengetahui bahwa dirinya berada dalam bahaya.

Seandainya orang tersebut bersedekah dua setengah persen saja setiap bulannya, maka sekurang0kurangnya dia harus mengeluarkan hartanya hanya senilai 250 juta rupiah saja.

Persoalannya adalah, apakah orang tersebut mau bersedekah rutin sejumlah itu setiap bulannya? Ini bukan hal yang mudah dilakukan. Umumnya yang terjadi justru semakin menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya.

Orang-rang yang menyadari dirinya senantiasa berada dalam bahaya atau kemungkinan mendapatkan bahaya, justru disarankan untuk lebih gemar bersedekah. Ambil contoh, sosok mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat.

Sepanjang hidupnya, beliau selalu diintai musuh-musuhnya. Bahkan Yasser Arafat berulangkali lolos dari upaya pembunuhan. Setidaknya lebih dari 17 kali dirinya nyaris menuai ajal. Termasuk kisah yang paling dramatis, dimana usai shalat subuh, beliau melakukan jogging (lari pagi) di jalan raya. Hanya dalam hitungan beberapa menit dia meninggalkan kediaman rahasianya itu.

Tempat itu hancur berantakan dengan meninggalkan korban yang tidak sedikit. Tetapi target utamanya, yaitu Yasser Arafat, justru selamat dari marabahaya tersebut. Tentu saja selamatnya beliau itu merupakan takdir Tuhan atas dirinya. Namun sesuatu yang juga tidak dapat dilupakan adalah beliau tergolong sosok yang rajin bersedekah. Bahkan ketika beliau meninggal dunia, nyaris tidak ada kekayaan berarti yang diwariskan kepada istri dan anak tungalnya. Padahal dia adalah Presiden Palestina.

Contoh kisah diatas pada dasarnya sekadar hendak menginginkan bahwa saat ini banyak sekali orang yang sedang dilanda problematika yang seolah-olah meras tidak memiliki jalan keluar untuk menyelesaikan problematikanya. Mereka dilanda kebingungan dan rasa putus asa.

Akibatnya pun sangat fatal. Mereka mudah terjebak bujuk rayu dari orang-orang yang hendak memanfaatkan kesulitan mereka, Termasuk diantaranya penyelesaian dengan bentuan jin atau makhluk tertentu. Seolah-olah ada jin yang mampu menyelesaikan problematika manusi. Tentu saja ini bagian dari tipu daya syetan yang harus dihindari.

Meskipun demikian, kita juga harus menyadari bahwa sedekah hanyalah salah satu cara dalam menyelesaikan problematika yang dihadapi. Cara-cara lain tentu saja sangat banyak, khususnya yang berjalan pada koridor syariah agama, Misalnya, melakukan ibadah dengan benar, berwudhu yang benar, cara khusuk shalat, berdoa yang sesuai dan semua aturan lain yang ditetapkan agama. Tentunya  harus melalui bimbingan seorang ustadz, kyai, ulama dan habib, Bilamana perlu, menetap dipesantren untuk sementara waktu.

Membiasakan diri menghindari pengajian, membaca zikir-zikir, mengikuti kelompok tarekat mutabaroh dan sebagainya, sebenarnya dapat membantu menyelesaikan problematika sebesar apapun. Pada intinya, orang yang dilanda problematika itu dapat menyelesaikan masalahnya sendiri melalui berbagai jalan dalam mendekatkan dirinya kepada Sang Khalik, Diantaranya dengan mengetahui, memahami, dan mengamalkan asmaul husna.

Sebagaimana diketahui, dalam kajian sufi dikenal istilah lathifatul gaib, yaitu sebuah titik maya yank berada dalam tubuh manusia, titik tersebut dapat diaktifkan melalui zikir asmaul husna yang dilakukan secara istiqomah. Disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, “Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu (barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Rabbnya). Hadist tersebut memiliki makna bahwa jika kita mampu mengenal diri kita, maka kita akan mengenal Tuhan. Salah satu cara mengenal Tuhan yaiut dengan dzikir asmaul husna. Sebab asmaul husna mengandung banyak karomah yang akan diperoleh siapapun yang rutin mengamalkannya.

Zikir asmaul husna biasa dilakukan dalam kelompok sufi atau tarekat. Itulah sebab dibutuhkan seorang pembimbing agar lebih cepat membuahkan hasil. Sebagaimana dituturkan oleh Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, yaitu Kebenaran tertanam di pusat hatimu. Dipercayakan oleh Allah kepadamu untuk menjaganya. Ia akan terwujud dengan taubat yang tulus dan usaha yang sungguh-sungguh. Keindahan memancar kepermukaan saat kau mengingat Allah dan berzikir. Pada mulanya kau menyebut asma Allah dengan lidahmu. Ketika hatimu hidup, kau berzikir dengan hatimu.

Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor -

>