AMALAN PELARIS

AMALAN PELARIS


Oleh : Fajar Kusuma

Carilah pasangan yang bercerai sampai lima kali, tetapi selalu rujuk pada pasangan yang sama, jika dapat, maka, apa yang dikatakannya itu adalah amalan atau mantra yang sangat ampuh untuk berdagang.


Bang karim, semikian kebanyakan orang menyapa, adalah sosok lelaki Aceh yang santun. Selain dosen di salah satu perguruan tinggi, ia juga pebisnis yang ulet dan berhasil. Oleh sebab itu, teman-teman seangkatannya waktu kuliah, menaruh hormat pada dirinya. Walau kehidupannya berlebih, namun ia tetap Bang Karim yang dulu kukenal. Tidak sombong, mau ,endengarkan keluhan dan mampu memberikan jalan keluar yang benar-benar jitu. Sekali ini, dalam kesempatan yang teramat sangat, aku sengaja menelepon dan meminta waktu untuk bertemu walau barang sesaat. Sambil tertawa, dari seberang sana tersengar jawaban; “Mana bisa abang menolak. Silahkan saja datang.”

“Saya ke kampus, kenator atau kerumah? Berondongku
“Kantor, biar tidak berapa jauh dari rumahmu,” demikian jawabnya singkat.

Tak berapa lama kemudian, aku sudah duduk dihadapannya. Setelah saling menceritakan kabr masing-masing, Bang Karim oun kangsung bertanya; “Ada apa, kelihatannya penting?”

Aku pun menceritakan usahaku yanf perlahan-lahan mulai menurun dan bukan tak mungkin akan segera kandas. Mendengar itu, Bang Karim pun berkata; “Itu bukan kesalahan manajemen, sekarang persaingan pasar memang ketat. Kita dituntut untuk terus melakukan inovasi.”

Aku pun menceritakan berbagai strategi yang sudah dijalankan, tetapi semuanya hasilnya sama . Nihil.

“Tolong wariskan, ilmu atau amalan yang Abang punya, biar aku bisa sekadar hidup layak. Tidak harus terus bergantung pada istri, orang tua atau mertua,” kataku dengan memelas.

Bank karim mafhum, istriku adalah pajabat di salah satu perusahaan otomoif, sementara, orang tuaku petani tembakau, sedang, mertuaku adalah pemborong yang tergolong sukses di kotanya.

Setelah terdiam beberapa lama, akhirnya Bang Karim pun berkata; “Syaratnya susah-susah gampang. Aku sendiri kebetulan dapat ketika hendak  berangkat ke Jakarta.”

Baca juga Amalan Untuk Menarik Pembeli

Maksudnya?” Potongku cepat.
Bang Karim bercerita, dahulu ketika sang kakek masih sehat pernah mengingatkan bangau adalah binatang yang memiliki sifat pekasih amat kuat. Biasanya, bangau betina selalu jadi rebutan puluhan bangau jantan --- tetapi, wakau tertarik, sibetina pasti akan mengusirnya --- anehnya, esoknya bangau jantan yang diusirnya akan datang dan langsung diterimanya --- setelah bersama, kembali si betina akan mengusirnya --- dan esoknya dijantan kembali datang dan diterima lagi. Dan begitu seterusnya. Dengan kata lain, si betina maupun si jantan hanya setia pada pasangan yang sudah dipilihnya.

“Lalu, apakah yang harus dilakukan?” Selaku penasaran.

Bang karim kembali tersenyum,” Dalam kehidupan nyata, engkau harus mencari pasangan yang bercerai dan kembali rujuk dengan pasangan yang sama sampai lima kali. Ingat, istri dan suaminya tetap sama,” jawab Bang karim dengan wajah serius.

“Kalau ketemu, ceritakan maksudmu dan mintalah amalan darinya. Nah ... Apa yang terlontar dari mulutnya adalah amalan yang harus engkau lakukan tiap hari, kemudian, belilah sendok nasi yang biasa digunakan untuk menanak nasi dirumahnya, atau mintalah segenggam nasi, dan makanlah,” paprnya lebih lanjut.

“Jelas..?” tanyanya.
Sambil menghisap rokok dalam-dalam kemudian menghembuskannya, aku pun mengangguk sambil berkata; “Apakah abang juga mengamalkan yang seperti itu?”

“Ya..., kebetulan, yang dimaksud dengan

Simpanlah sendok nasi dirumah. Tipa hari, ketika hendak berusaha, ambil widhu, kemudian ambil nasi. Ingat, jangan sekali-kali nasi dari membeli, tapi nasi yang dimasak sendiri. Ambil seperlunya lalu kepal. Lafadzkan amalan tadi dengan berbunyi, sebanyak tiga kali, tak perlu keras cukup terdengar sendiri, tiupkan pada nasi yang telah dikepal, lalu kunyak dan telan...


cerita kakek yang tinggal tak jauh dari rumah. Sudah tentu, amalan itu tak mungkin aku berikan. Sebab, si nenek tidak bilang apa-apa. Berbeda jika ia bilang, kalau ada yang meminta, silakan berikan. Dengan begitu, maka abang bisa menurunkannya kepadamu,” jawabnya lagi.

Dengan perasaan setengah kesal. Akhirnya, aku pun meninggalkan Bang Karim. Sejak itu, aku mulai memperhatikan kehidupan sekelilingku. Perhatian yang menjurus kepada pribadi seseorang ini membuat istri pun menjadi curiga.

Hingga akhirnya, pada suatu malam, ia pun bertanya dengan ketus,” apa maksud Papa nanya sampai si A berapa kali cerai dan rujuk segala?”

Sambil bersungut karena kesal, akhirnya kuceritakan apa yang disampaikan oleh Bang karim beberapa waktu lalu. Setelah menimbang-nimbang sejenak, istripun mafhum. Ia bahkan menceritakan hal tersebut kepada sanak keluarganya yang mukin di kota lain. Siapa tahu ada harapan. Pada bulan ke tujuh, ayak menelpon, ternyata, apa yang kucari tinggal tak jauh dari rumah. Lewat telepon ayah bercerita;

Mbak Ning, nikah dan cerai dengan Mas Anwar bahkan sampai tujuh kali. Selama bercerai, keduanya bahkan belum perbah menikah atau berhubungan dengan wanita atau lelaki lain.

Kebanyakan orang disana mencemooh, kenapa harus bercerai jika kembali rujuk dan punya anak dari lelaki yang sama. Tapi aku tak mau peduli dengan kata orang. Esoknya, dengan doa istri dan kedua anak-anak, aku pun berangkat.

Singkat kata, setelah beristirahat, aku pun menyambangi rumah Mas Anwar. Setelah sejenak berbasa-basi dan menceritakan apa yang kumaksud, Mbak Ning pun berkata; “Aku hanya yakin, Allah tetap akan mempersatukan kami. Tiap malam, aku hanya berdoa: Laillahaillallah La adalah aku, ila masih aku jua, Hai alamku satu, Allah itu Tuhanku semata-mata.”

Diam-diam aku mencatat dan menghafalnya, ketika hendak pulang, aku meminta sendok nasi dan segenggam nasi yang langsung kumakan.

Tak lupa, kutinggalakan sedikit uang kepada anak-anaknya untuk jajan, aku pun melangkah dengan mantap menuju rumah. Sampai sana, hal itu langsung kusampaikan pada Bang Karim lewat telepon.

“Subahanallah...” Kata Bang Karim dari seberang sana. “Simpanlah sendok nasi dirumah. Tipa hari, ketika hendak berusaha, ambil widhu, kemudian ambil nasi. Ingat, jangan sekali-kali nasi dari membeli, tapi nasi yang dimasak sendiri. Ambil seperlunya lalu kepal. Lafadzkan amalan tadi dengan berbunyi, sebanyak tiga kali, tak perlu keras cukup terdengar sendiri, tiupkan pada nasi yang telah dikepal, lalu kunyak dan telan... Selanjutnya, silahkan minum,”  tambahnya panjang lebar.

Setelah menanyakan hal-hal yang belum kupahami, akhirnya dengan perasaan puas, aku pun melakukan sungkeman (sujud-Jw) kepada ayah dan ibu untuk memohon doa restu agar apa yang bakal kujalani bakal berjalan dengan baik.

Dengan menitikan air mata, ayah dan ibu pun berkata,” Semoga, semua yang engkau lakukan dapat bermanfaat bagi diri, keluarga, agama dan negaramu. Ingat kalau berhasil, jangan jadi manusia yang luoa daratan. Jadilah seperti Bang karim. Tidak sombong dan tidak melupakan salat lima waktu.”

Esoknya, akupun kembali ke Jakarta. Setelah beberapa waktu, kini, usaha yang kurintis mulai menggeliat. Para pedagang T-Shirt yang semula berpaling ke produsen lain, kini kembali lagi. Yang anehnya, Mas Ison, salah satu pedagang yang pernah berutang sampai puluhan juta dan menghilang entah kemana, kini kembali dan meminta maaf.

“Mas Imam, utang saya bayar kontan. Mohon lupakan yang lalu, mulai sekarang saya hanya akan mengambil barang dari sini saja.

Ketika hal ini kusampaikan pada Bang Karim, ia hanya menjawab;” Semua itu karena Allah. Oleh sebab itu, jangan tinggalkan salat, ingat zakat, karena sebagian dari harta mereka yang berhak ada disitu. Jika keduanya imam jalankan dengan tulus dan tekun, maka Allah pasti akan memberkati.”

Alhamdulillah dan terima kasih Bank Karim.....

Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor -

>