Membaca Sasmita Jaman Kaliyuga


Sing Jirih Ketindhih
JANGKA Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan terburuk yang perlu diketahui oleh manusia sekarang dite¬rangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Sing jirih ketindhih, sing ngawur makmur
Yang berkecil hati, akan semakin tertekan, yang berlaku sembarangan justru yang mendapat kemakmuran. Orang¬orang yang bermental perusak berkembang misalnya membabati hutan, menebangi pohon, merusak ekosistem, menjual tanah pertambangan. Mereka yang sangat hati¬hati justru dihina dan dlanggap bukan pemberani.

b.    Sing waras nggragas
Manusia sudah tidak logis lagi. Manusia bekerja bukan sekedar mencari sepiring nasi. Pepohonan seluruh hutan kalau bisa hendak dia kuasai. Aspal disikat habis untuk kekayaan seanak cucu.

c.    Wong tani ditaleni
"Ditaleni" artinya diikat atau dijerat. Dijerat di sini ber¬makna konotasi, yakni dijerat oleh harga-harga selalu merugikan perani. Harga penjualan produk dari petani biasanya sangat rendah, sedangkan Petani harus mem¬bayar Mahal produksi pabrik yang harus dibeli seperti pupuk dan obat-obatan. Petani tak bisa berkutik meng¬atasi permainan para pembesar ini. Untuk lebih menekan para petani Maka impor bergs pun terus dilakukan.

d.    Wong dora ura-ura, wong suci bilahi
Para penipu bersuka-ria.. Para pendurhaka bergembira. Orang yang korup bisa menghirup papas dengan bebas. Ia akan selalu lepas dari jeratan hukum dan "menyanyi¬nyanyi' dengan leluasa. Sementara orang-orang yang suci dijerat dan diikat agar tidak bisa mengganggu kedur¬hakaan mereka.

e.    Ratu ora netepi janji, musna panguwasane
pemimpin yang ingkar janji akan hilang kekuasaannya. Diam-diam dia dilecehkan. Ia pun akan didemonstrasi terus hingga harus ia turun panggung seperti dulu..

2. Tunggak Jarak Mrajak
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan yang juga perlu diketahui oleh manusia sekarang diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Tunggak jarak mrajak, tunggak jati mati
Jarak, adalah tamsil rakyat kecil yang justru akan Makin kuat. Jati adalah tamsil dari ningrat, bangsawan atau orang berpangkat yang justru akan hilang kekuasaannya karena anak keturunannya berkualitas rendah..

b.    Ratu dadi kawula, kawula dadi ratu
Bahwa rakyat akan menjadi pemimpin, pemimpin akan menjadi rakyat. Ulama jadi umat dan umat jadi ulama. Orang yang berilmu menjadi rakyat biasa saja sedangkan para bandit yang tidak tabu "alif bengkong" dilantik sebagai pemimpin. Maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Keadaan politik dan hukum kacau balau.

c.    Bupati dadi rakyat
Akan tiba masanya di mana orang besar dijatuhkan dan rakyat jelata memimpin panggung politik dunia. Akan tiba masanya di mana orang mereka yang memiliki ke¬mampuan memimpin dilengserkan dan diganti oleh me¬reka yang ugal-ugalan. Maka dapat dibayangkan apa jadinya dunia yang dipimpin orang yang tidak menguasai bidangnya.

d.    Sing mendele dadi gedhe
Orang yang "mendele" atau, serakah, menjadi besar. Ia mendapat wilayah bermain yang luas dan kekuasaan yang besar sehingga ia berkembang menjadi raksasa kejam yang akhirnya akan memakan semua yang ada di sekelilingnya. Keserakahan dan nafsu duniawi membuat orang seolah-olah akan hidup di dunia selamanya. Hing¬ga orang tua lupa akan uslanya yang sudah uzur. Ia masih saja suka berfoya-foya lupa menyiapkan "llang kubur" yang suci bagi dirinya. Orang lupa akan titik akhir kehi¬dupan yang namanya kematlan. Dan orang yang tidak pernah mengingat mati akan berbuat semaunya. Manusia lupa akan ilmu padi, Makin tua Makin berisi.

3. Si BengkonV Sawe Gedhong
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan gawat yang perlu diketahui oleh manusia diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Wong adol dhuit saya laris
Uang adalah alat tukar. Akan datang masanya uang bukan hanya sebagai alat tukar, tapi merupakan komoditas perdagangan tersendiri. Ketika antarnegara menerapkan sistem mata uang sendiri-sendiri, maka akan terjadi selisih nilai antar mata uang tersebut. Para spekulan yang ber¬main di ruang ini akan semakin banyak. Dan para spe¬kulan ini akan mengambil untung yang sangat besar. Goerge Soros adalah salah satunya, dan model bisnis se¬perti ini semakin banyak yang meniru.

b.    Bandhane saya ludhes
Bisnis yang demikian sangat riskan. Bisa suatu ketika ia mendapat keuntungan yang besar, tapi sebagaimana ber¬judi, bisa saja suatu ketika jatuh sama sekah sehingga hancurlah harta bendanya. jika dia salah perhitungan, maka kemungkinan merugi sangat besar, bisa saja ia kehilangan semua harta bendanya.

c.    Wong mati kahren ing sisihe pangan
Orang mati kelaparan padahal di sampingnya makanan. Bagaimana mungkin? Sangat bisa terjadi, yakni pada orang-orang yang rakus dan serba merasa tak cukup. Pada dasarnya, orang punya sifat selalu merasa kurang. Sudah punya satu ingin dua, punya dua ingin empat, pu¬nya empat ingin delapan dan seterusnya. Keinginan ini tiada habisnya jika tidak dikendalikan dengan menahan hawa nafsu. Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama mengajarkan agar kita pandai-pandai cegah dhahar lawan guling.

d.    Wong nyekel bandha nanging uripe sangsara
Ada banyak orang berharta tapi sengsara, bagaimana mungkin? Orang sengsara biasanya adalah mereka yang tak berharta. Tapi ternyata orang berharta melimpah ruah pun bisa sengsara nasibnya. Pertama, karena kerakusan yang tidak habis-habisnya seperti dikemukakan di atas. Kedua, karena selalu merasa tidak aman, merasa terong¬rong oleh kejahatan, berupa pencurlan, perampasan, pe¬rampokan dan lain-lain. Ketiga, karena tidak bisa meng¬gunakan hartanya itu sebab harta itu didapatkan dari jalan yang tidak benar, sehingga ia selalu was-was dan khawatir akan terbongkar rahaslanya.

e.    Si bengkong gawe gedhong
Si Bengkong adalah orang yang melakukan tindakan yang tidak lurus atau melalui jalan menikung. Ini tamsil bah¬wa yang berusaha melalui jalur gelap, jalur yang sete¬ngah halal atau malah Karam sekallan, justru semakin ka¬ya. Misalnya, seorang dokter yang membuka praktik aborsi ilegal, maka ia akan dengan cepat meraih kekaya¬an, membangun gedung tinggi dan megah. Seorang hakim yang menerima suap dengan cepat bisa menumpuk harta dan membuat istana megah. Seorang penguasa yang tidak jujur dengan cepat bisa menjadi milyarder dan memba¬ngun imperium bisnis yang besar.

4. Nggrantes Lan Kepencil
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan lain tentang keadaan yang perlu diketahui oleh manusia zaman ini diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Sing waras lan adil uripe nggrantes Lan kepencil
Orang yang bersikap proporsional nelangsa hidupnya. Orang yang tidak mengikuti kegilaan zaman dan berpikir adil akan tersisih dari pergaulan. Misalnya, mode pakaian bergerak sangat cepat dengan mengeskplorasi seksualitas. Orang awam akan terseok-seok dan tergagap-gagap mengikuti arus yang menggila itu. Sementara jika tidak mengikutinya is akan tersisih dan dianggap ketinggalan mode atau ketinggalan zaman. Apalagi orang yang bersi¬keras menentang eksplorasi seksualitas tersebut akan dlanggap tidak sensitif dengan kemajuan.

b.    Ana peperangan ing njero amarga para pangkat akeh sing padha salah paham
Terjadi perang antarsaudara, perang dengan musuh da¬lam selimut, karena saking susahnya membedakan mana kawan mana lawan. Timbulnya karena salah paham sedi¬kit saja dan dibesar-besarkan. Banyak tipu muslihat ber¬seliweran, banyak yang memancing di air keruh. Ada yang mengambil untung dari keadaan ricuh semacam ini, yakni orang yang hatinya teracuni oleh kesesatan dan nafsu syaithani.

c.    Durjana saya ngambra-ambra
Kejahatan semakin merajalela. Ketika hukum sistem ne¬gara telah tidak berlaku adil, ketika ekonomi dikuasai oleh sebaglan orang tertentu, maka terjadilah kecembu¬ruan sosial. Maka kecenderungannya adalah yang me¬wah berfoya-foya dan yang miskin mencari-cari kesem-patan untuk mencuri, merampas. Semua berlaku jahat sesuai dengan posisi dan kesempatannya masing-masing.

d.    Wong apik saya sengsara
Pada gilirannya, orang baik-baik menjadi tersisih. Orang miskin yang menahan diri untuk tidak mencuri dicurigai. Orang kaya yang bersifat dermawan difitnah. Ulama yang berdakwah dituduh provokator. Penguasa yang baik-baik mengajak rakyat berjuang dihinakan. Guru yang meng¬ajari muridnya kemajuan-kemajuan tidak disukai. Orang tua yang mengekang anaknya agar tidak melakukan tin¬dakan-tindakan berlebihan, dlanggap kolot. Seorang mahasiswa yang tekun menuntut ilmu dlanggap sok rajin. Seorang pekerja yang bekerja sebaik-baiknya dlanggap udik. Seorang suami—istri yang menjaga kehormatan diri dlanggap sok suci.

e.    Akeh wong matijalaran saka peperangan, kebingungan Lan ko¬bongan
Akibat berbagai kepentingan itu maka banyak terjadi per¬gesekan dan bentrokan. Bentrokan terjadi antarpribadi, antarkeluarga. Perang antarsuku tak pernah selesai di Indonesia, maupun di negara-negara etnis lain. Perang antarnegara terjadi dan Baling bersekutu untuk menghan-curkan dan mengusai sekutu yang lain. Banyak orang mati karena bingung dan kebakaran, bukan hanya keba¬karan fisik, tapi juga sesuatu yang sifatnya menghangus¬kan dan memusnahkan. Misalnya kebangkrutan total
yang memusnahkan segala harta.

f.    Wong bener saya thenger-thenger, wong salah saya bungah¬bungah
Orang yang berada di jalan yang benar hanya bisa terte¬gun melihat lalu lalangnya kejahatan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mencegahnya. Ibarat ia menyaksikan arus besar yang menghanyutkan semua-mua, dan tidak memiliki kekuatan untuk menahan. Orang yang jahat hati bergembira karena mendapat kemenangan. Orang yang menjalankan bisnis kotor, melakukan manipulasi, mela¬kukan korupsi dan sebagainya merasa senang karena mendapat jalan yang memuluskan dan memberinya jaminan keamanan. Ia berpesta-pesta dan berfoya-foya menghamburkan harta untuk merayakan kemenangan.

5. Akeh Barang Haram
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan yang perlu diketahui oleh manusia diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Akeh bandha musna ora karuan gungane
Karma itu banyak pemborosan di mana-mana. Ini terjadi pada mereka yang berlimpah ruah harta benda, tapi nan¬tinya pun mereka akan kecewa dan gigit jari setelah men¬dapati hartanya habis. Pesta dan foya-foya membuat har¬ta benda Ludes seperti bara api membakar kayu kering.

b.    Akeh pangkat Lan drajat pada minggat ora karuan sababe
Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa. De¬rajat menunjukkan martabat yang tinggi. Ketika kedu¬dukan terhormat itu tidak dijalankan dengan amanat, maka hakikatnya martabat itu hilang dan justru menjadi tali pengekang di akherat yang menjerat dirinya.

c.    Akeh barang haram gating gumlethek
Banyak barang haram tergeletak dimana-mana. Haram bisa dari dua sisi. Pertama haram dzatnya seperti haramnya daging babi bagi umat Islam. Akan tetapi jauh lebih banyak barang haram karena prosesnya. Suatu benda halal dzatnya, jika didapatkan dengan menipu, menilep, merampok, merompak, merampas, merebut, menjambret, mencopet dan mencuri adalah haram. Pada zaman ini, pencurlan dan sejenisnya tadi telah menjalar ke mana-mana bak api membara tertiup angin.

d.    Ana buruh nantang juragan, juragan dadi umpan
Ada buruh melawan majikan, majikan menjadi umpan. Karena pemaksaan jam kerja, gaji rendah, dan berbagai intimidasi, banyak pekerja atau buruh melakukan per¬lawanan. Aksi-aksi demo buruh menyeruak di kota-kota dan di mana-mana. Banyak juragan kuwalahan dan menjadi bulan-bulanan para karyawan. Banyak majikan yang ditekan oleh anak buah maupun oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan sesaat.

e.    Sing suwarane seru oleh pengaruh
Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh. Yang bersuara vokal, entah bermoral atau tidak, akan dengan mudah mendapat pengikut. Banyak politikus yang bermodal suara lantang mengkritisi setiap kebijakan kemudian mendapat dukungan yang besar. Akan tetapi biasanya setelah menjadi penguasa, ia tidak jauh beda dengan yang dia kritik dulu, bahkan kadang lebih sadis dan arogan.

6. Bandha Dadi Memala
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan yang perlu diketahui oleh manusia diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:

a.    Sing pinter diinger-inger, sing ala diuja
Si pandai direcoki, si jahat dimanjakan. Orang yang pan¬dai diganggu, direcoki kerjanya diobok-obok. Orang yang punya pikiran dan tindakan jahat dibiarkan mera¬jalela. Hukum dan Undang-undang tidak bisa lagi men¬jerat dan menghukumnya. Apalagi bagi mereka yang jahat dan kuasa atau berharta. Hukum dan segala undang-un¬dang kekuasaannya di bawah kekuasaan materi.

b.    Bandha dadi memala, pangkat dadi pemikat
Banyak orang yang tergila-gila harta. Martabat sese¬orang tidak ditentukan oleh kualitas kepribadlannya se¬cara utuh, tetapi terhadap sedikit banyaknya harta yang dimiliki. Pangkat dan kedudukan duniawi menjadi sesua¬tu yang sangat menyilaukan sehingga demi mengejarnya orang menghalalkan segala cara. Suap-menyuap, sogok¬menyogok atau money politics dan atau jalur kekerasan sekalipun dilakukan orang untuk meraih simbol-simbol duniawi.

c.    Sing sawenang-wenang rumangsa menang
Yang sewenang-wenang merasa menang. Orang berlaku sewenang-wenang, arogan, menghardik, mengancam walaupun hanya dengan segenggam kekuasaannya atau dengan segenggam harta. Penghargaan terhadap manusia berdasarkan koneksi keluarga, agama, dan suku tanpa memandang obyektifitas, berdasar nepotisme dan kolusi.

d.    Ana bupati saka wong sing asor imane
Zaman ini akan datang orang yang bodoh dan jahat men¬jadi pemimpin. Ia akan sangat berbahaya karena dengan mudah bisa menghancurkan negara, baik moralitasnya maupun fisiknya. Fenomena reformasi memberikan pe¬lajaran kepada kita, ternyata tiba-tiba orang-orang yang selama ini dlanggap pandai, tidak siap menyongsong perubahan. Sementara bandit-bandit desa, preman-pre¬man kota, ternyata lebih cepat merespon keadaan dan merebut peluang yang ada. Sehingga jangan kaget jika setelah reformasi banyak orang yang "berilmu dan ber¬iman rendah" naik panggung menjadi pemimpin.

e.    Patine dadi bandar judhi
Patin dalam kraton adalah pelaksana harlan pemerintahan yang menindaklanjuti setiap dhawuh dari raja. Ia me¬ngendalikan kebijaksanaan administratif dan keuangan kerajaan. Pada saat ini, patih hampir serupa dengan per¬dana menteri; atau para menteri yang merupakan tangan kanan presiders dalam pelaksanaan pemerintahan; atau Sekda yang menjalankan pekerjaan harlan bupati. Dika¬takan, bahwa patih yang mengendalikan tugas yang demikian penting itu is justru bandar judi. Hal ini sangat membahayakan negara karena suatu ketika negara akan diperjudikannya. Akhirnya orang senegara terjerat pada utang besar yang tak terbayarkan sampai kapanpun.

7. Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan tentang keadaan yang perlu diketahui oleh manusia diterangkan Prabu Jayabaya sebagai berikut:
a.    Wong sing jahat Lan pinter jilat saga derajat
"Menjilat" adalah penyakit masyarakat yang sangat berbahaya karena akan menggerogoti kejujuran, keadilan dan memalaskan orang untuk berprestasi secara wajar. Maka banyak terjadi orang yang berkualitas rendah tiba¬tiba menjadi pemegang peranan penting, dan orang yang berkualitas baik malah marginal. Orang yang memegang prinsip kejujuran dan kesuclan sulit naik karirnya. Dari proses menjilat itu akhirnya pihak yang berada pada po¬sisi kuat memeras kepada penjilatnya.

b.    Maling lungguh wetenge mblenduk
Tindak durjana dan kejahatan sangat enak, hingga ditam¬silkan pencuri yang sekedar duduk pun perutnya gendut. Pencuri ada tiga jenis, pencuri level pertama adalah men¬curi barang secara langsung. Pencuri ini mudah ketahuan. Pencuri kedua adalah koruptor. Ia mencuri anggaran de¬ngan halus hingga sulit dilacak dan dibuktikan. Tapi ada pencuri yang lebih kejam dan hasilnya lebih banyak. Peri¬lakunya sulit dibendung. Pencuri ini walaupun jelas-jelas merugikan rakyat tapi susah dijerat. Dia adalah penguasa yang jahat. penguasa yang jahat adalah pencuri sejahat¬jahatnya. Maling lungguh adalah penguasa bermental jahat yang korupsi tadi.

c.    Pitik angrem saduwure pikulan
Pitik angrem atau ayam yang sedang mengeram adalah perlambang orang yang sedang berpuasa, bertapa atau bertirakat. Akan tetapi tirakat ini sungguh luar biasa karena berada di atas pikulan. pikulan adalah alat peng¬angkut yang selalu berjungkit-jungkit dan benca semacam telur pasti jatuh jika berada di atasnya. Orang-orang yang menahan diri terhadap laju zaman yang menggila ini akan sangat susah seperti ayam yang mengeram di atas pikulan tadi. Akan tetapi, is akan selamat dunia akherat jika berhasil melampaui titik-titik kritis dan berbahaya tadi.

d.    Maling wani nantang sing duwe omah
Pencuri semakin banyak dan nekad. Ia tega mengambil nyawa yang korbannya agar tidak ketahuan lacak. Se¬buah tindak kejahatan yang melebihi batas kemanusiaan. Istilahnya, maling teriak maling. Sudah jelas dia yang maling, masih balik menuduh orang lain yang maling.

e.    Begat pada ndhugal, rampok padha keplok-keplok
Pencopet, perampok, perompak, maling dan sejenisnya semakin kurang ajar. Ia melakukan aksinya dengan sem¬bunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Ia menjarah¬rayah harta orang lain dengan semena-mena. la berso¬rak-sorai karena menjarah dan merampok semakin mu¬dah dan hasilnya semakin banyak, resiko perbuatan me¬reka semakin kecil. Kalau toh tertangkap dan masuk pen¬jara, mereka dengan sangat mudah menyuap pejabat hu¬kum untuk melepaskan.


Pelet Bulu Perindu
Pelet Dari Jarak Jauh Nan Ampuh
Gebetan Anda Kembali Rindu Lagi, Tanpa ritual
Klik di sini
Pesan WhatsApp: 62895-35644-0040 Bersponsor -

>